Johannesburg (CB) - Afrika Selatan menarik duta besarnya
untuk Israel pada Senin (14/5), setelah sedikitnya 55 warga Palestina
tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel dalam demonstrasi memprotes
peresmian kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di Yerusalem.
"Mengingat serangan terbaru Israel yang tidak pandang bulu dan brutal, pemerintah Afrika Selatan memutuskan untuk menarik Duta Besar Sisa Ngombane dengan segera sampai pemberitahuan lebih lanjut," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan yang dikutip AFP.
"Para korban ambil bagian dalam demonstrasi damai untuk menentang peresmian provokatif kedutaan besar AS di Yerusalem."
Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan juga mengutuk "agresi brutal yang dilakukan pasukan bersenjata Israel."
"Serangan terbaru ini mengakibatkan puluhan warga Palestina lainnya dilaporkan terluka, dan perusakan properti yang tidak diinginkan".
Kekerasan yang meletus dalam aksi damai untuk menentang peresmian kedutaan besar AS di Yerusalem menyebabkan lebih dari 2.400 warga Palestina terluka dan korban tewas meliputi delapan anak di bawah usia 16 tahun menurut utusan Palestina untuk PBB. Itu merupakan hari paling berdarah dalam konflik Israel-Palestina sejak perang Gaza 2014.
"Mengingat serangan terbaru Israel yang tidak pandang bulu dan brutal, pemerintah Afrika Selatan memutuskan untuk menarik Duta Besar Sisa Ngombane dengan segera sampai pemberitahuan lebih lanjut," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan yang dikutip AFP.
"Para korban ambil bagian dalam demonstrasi damai untuk menentang peresmian provokatif kedutaan besar AS di Yerusalem."
Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan juga mengutuk "agresi brutal yang dilakukan pasukan bersenjata Israel."
"Serangan terbaru ini mengakibatkan puluhan warga Palestina lainnya dilaporkan terluka, dan perusakan properti yang tidak diinginkan".
Kekerasan yang meletus dalam aksi damai untuk menentang peresmian kedutaan besar AS di Yerusalem menyebabkan lebih dari 2.400 warga Palestina terluka dan korban tewas meliputi delapan anak di bawah usia 16 tahun menurut utusan Palestina untuk PBB. Itu merupakan hari paling berdarah dalam konflik Israel-Palestina sejak perang Gaza 2014.
Credit antaranews.com