Jumat, 25 Mei 2018

Amerika Serikat Tinjau Ulang Penjualan Senjata ke Arab Saudi


Presiden Donald Trump memberikan pernyataannya di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 13 April 2018. Donald Trump memberi pernyataan akan melakukan serangan ke Suriah terkait penggunaan senjata kimia di Suriah. (AP Photo/Susan Walsh)
Presiden Donald Trump memberikan pernyataannya di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 13 April 2018. Donald Trump memberi pernyataan akan melakukan serangan ke Suriah terkait penggunaan senjata kimia di Suriah. (AP Photo/Susan Walsh)

CB, Jakarta - Sejumlah sumber di Amerika Serikat menyatakan pemerintah Presiden Donald Trump saat ini tengah meningkatkan ekspor senjata, meminta Kongres meninjau kembali penjualan lebih dari 12 ribu amunisi ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Menurut sumber, sebagaimana dikutip Middle East Monitor, Trump menggunakan pengaruh politiknya dalam usaha meningkatkan penjualan senjata guna membantu pertumbuhan lapangan pekerjaan di dalam negeri.


Bangunan dan mobil yang rusak dekat bangunan Istana Kepresidenan yang hancur akibat serangan udara di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2018. Serangan udara koalisi Arab Saudi menewaskan 6 orang dan 30 lainnya luka-luka. AP
"Tahun lalu, pemerintahannya setuju menjual senjata senilai US$ 7 miliar atau sekitar Rp 99 triliun (kurs Rp 14.158 per dolar) ke Arab Saudi," ujar sumber yang tak mau disebutkan namanya.
Kesepakatan penjualan senjata antara Amerika Serikat dan Arab Saudi menimbulkan kekhawatiran sejumlah anggota Kongres atas penggunaan senjata Amerika Serikat dalam perang melawan milisi Houti di Yaman oleh Arab Saudi yang menewaskan ribuan warga sipil sejak Maret 2015.
Seorang pria berjalan dekat reruntuhan bangunan Istana Kepresidenan yang rusak akibat serangan udara koalisi Arab Saudi di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2018. Istana kepresidenan Yaman sekarang dipakai oleh pemberontak Houthi sebagai kantor pemerintahan mereka. AP
Salah seorang pejabat di Raytheon Company, pabrik amunisi terbesar di Amerika Serikat, menolak memberikan komentar atas berita tersebut.

Kantor berita Reuters mengutip keterangan beberapa sumber di pemerintahan dan Kongres, saat ini, Kongres sedang membahas peninjauan kembali penjualan senjata kepada kedua negara, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.






Credit  tempo.co