Selasa, 15 Mei 2018

Bentrok Palestina di Gaza, Turki Dorong Pertemuan Darurat OKI


Bentrok Palestina di Gaza, Turki Dorong Pertemuan Darurat OKI
Tewasnya sekitar 55 orang Palestina oleh tentara Israel saat bentrok di Gaza mendorong Turki untuk menggelar pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI). (Foto: AFP PHOTO / ADEM ALTAN)



Jakarta, CB -- Turki menyerukan pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI), tak lama setelah pasukan Israel membunuh puluhan pengunjuk rasa Palestina di Gaza.

Ungkapan itu disampaikan juru bicara pemerintah Turki, Bekir Bozdag pada Senin (14/5) seperti dilansir dari Reuters. Turki menginginkan pertemuan badan negara yang beranggotakan 57 negara itu untuk diadakan Jumat (18/5).

Sebelumnya, pada hari paling berdarah bagi orang Palestina sejak konflik Gaza pada tahun 2014, pasukan Israel menembak mati 55 demonstran Palestina di perbatasan Gaza. Konflik ini terjadi bertepatan dengan Amerika Serikat membuka kedutaannya di Yerusalem, pada Senin (14/5).






Turki telah menjadi salah satu kritikus paling vokal atas langkah AS dan kekerasan di Gaza. Pemerintah pun menyatakan tiga hari berkabung bagi mereka yang tewas.

Presiden Tayyip Erdogan menggambarkan tindakan pasukan Israel sebagai "genosida" dan Israel sebagai "negara teroris".

"Tidak peduli dari sisi mana, apakah dari Amerika Serikat atau Israel, saya mengutuk penderitaan kemanusiaan ini, genosida ini," katanya.



Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan Amerika Serikat adalah kaki tangan dalam kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Sayangnya, AS secara arogan berdiri di atas pemerintahan Israel yang membunuh warga sipil, dan bekerjasama dalam kejahatan terhadap kemanusiaan ini," katanya kepada wartawan di Ankara.

"Provokasi ini hanya akan memperburuk masalah di kawasan, dan memperuncing persoalan lebih dalam hubungan Israel-Palestina, serta akan membuat perdamaian di wilayah itu lebih sulit," tambah Yildirim.

Dia mengatakan Presiden AS Donald Trump berusaha mengalihkan perhatian dari masalah domestik dengan memindahkan kedutaan, "mencoba menyembunyikan api di dalam dengan membakar di luar".



Para pejabat Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 55 pemrotes tewas dan lebih dari 2.700 orang terluka baik oleh tembakan langsung, gas air mata atau sarana lainnya.

Sementara, di Istanbul sekitar 2.000 orang berbaris di sepanjang Istiklal Street, membawa spanduk mengatakan "Jerusalem milik Muslim" dan "Pembunuh Israel, keluar dari Palestina".

Erdogan berjanji akan menggelar unjuk rasa mendukung orang-orang Palestina di Istanbul pada hari Jumat setelah KTT OKI.

Sebelumnya pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan keputusan AS untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem telah mendorong pasukan Israel untuk membunuh puluhan demonstran Palestina.

"Kami mengutuk pembantaian yang dilakukan oleh pasukan keamanan Israel, didorong oleh langkah ini, di Palestina yang berpartisipasi dalam demonstrasi damai," kata pernyataan itu.



Credit  cnnindonesia.com