Kamis, 24 Mei 2018

Kapal Selam Nuklir Rusia Tes 4 Rudal Bulava yang Mampu Capai AS


Kapal Selam Nuklir Rusia Tes 4 Rudal Bulava yang Mampu Capai AS
Kapal selam nuklir Rusia menguji tembak rudal balistik antarbenua Bulava di Kamchatka Timur Jauh. Foto/Kementerian Pertahanan Rusia


MOSKOW - Sebuah kapal selam untuk serangan nuklir Rusia menguji tembak empat rudal balistik antarbenua (ICBM) Bulava secara berurutan. Rudal itu diklaim mampu mencapai wilayah Amerika Serikat (AS).

Uji tembak senjata berbahaya itu berlangsung di Kamchatka Timur Jauh, kemarin.

Kapal Project 955 Borei-class, Yuri Dolgoruky, menembakkan empat rudal Bulava yang mencapai target yang ditentukan di Kura, ribuan mil jauhnya di wilayah Kamchatka Timur Jauh.

"Tes ini memastikan kesiapan tempur dari kapal selam strategis Project 955 Borei dan sistem rudal Bulava," bunyi pernyataan layanan pers Armada Utara Rusia, yang dilansir kantor berita TASS, Kamis (24/5/2018).

Ini adalah pertama kalinya kapal selam Borei-class meluncurkan empat rudal balistik antarbenua dalam satu "tendangan voli".

Uji coba peluncuran rudal Bulava sebelumnya dilakukan pada 26 Juni 2017 dari Laut Barents.

Kementerian Pertahanan Rusia juga telah merilis video yang menunjukkan peluncuran rudal Bulava, yang memiliki jangkauan hingga 5.770 mil.

Sistem rudal Bulava dimaksudkan sebagai landasan masa depan triad nuklir Rusia, yakni rudal nuklir yang dapat dikerahkan melalui darat, laut dan dari pesawat tempur.

Para pejabat Rusia mengatakan rudal itu memiliki peluncuran lebih cepat daripada pendahulunya, yang akan membantunya untuk menghindari sistem pertahanan rudal musuh.

Sedangkan Yuri Dolgoruky adalah salah satu dari tiga kapal selam Borei-class terbaru yang dimiliki oleh Angkatan Laut Rusia. Lima lainnya sedang dalam tahap pembangunan.

Pada bulan Maret lalu, Rusia juga berhasil menguji tembak rudal baru RS-28 Sarmat dari provinsi Arkhangelsk utara, dekat Lingkaran Artik. Rudal itu bisa membawa hingga sepuluh hulu ledak nuklir.

Setelah peluncuran tersebut, juru bicara Pentagon Johnny Michael mengatakan AS tidak menerima peringatan sebelumnya.




Credit  sindonews.com