Kamis, 31 Mei 2018

Presiden Brazil Jawab Dugaan Kudeta



Michel Temer, Presiden Brazil sementara. REUTERS
Michel Temer, Presiden Brazil sementara. REUTERS

CB, Jakarta - Presiden Brazil, Michel Temer, membantah spekulasi adanya upaya kudeta serta intervensi militer terhadap pemerintahannya dibalik aksi mogok dan demonstrasi supir truk yang saat ini berlangsung di Brazil.
“Tidak ada peluang bagi keterlibatan militer, yang saya lihat justru penolakan dari Kementerian Pertahanan serta militer terhadap segala bentuk upaya intervensi militer kepada pemerintah,” kata Temer, di sela-sela acara forum investasi di Sao Paolo, Brazil, Selasa, 29 Mei 2018 waktu setempat.


Petugas kepolisian berusaha membubarkan pendukung Dilma Rouseff saat melakukan protes terhadap presiden baru Michel Temer di Sao Paulo, Brasil, 1 September 2016. AP/Andre Penner

Aksi mogok massal para supir truk sudah berlangsung selama sembilan hari dan terjadi di seluruh Brazil. Aksi para supir truk ini dipicu oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak atau BBM yang dianggap memberatkan mereka. Akibat aksi tersebut, kota-kota besar di Brazil mengalami kelangkaan stok makanan, cadangan bahan bakar serta suplai obat-obatan.
Pernyataan sebagian buruh supir truk yang menyerukan upaya kudeta telah menjadi topik hangat yang diperbincangkan banyak orang di Brazil melalui media sosial. Muncul pula dugaan keinginan kelompok tertentu agar militer ikut berperan dalam banyak demonstrasi anti pemerintah.
Presiden Temer sebetulnya telah berupaya meredam eskalasi demonstrasi dan mogok massal para supir truk dengan mengeluarkan dekrit menurunkan harga BBM pada akhir pekan lalu. Meski demikian, hingga Selasa, 29 Mei 2018, demonstrasi dan blokade jalan masih terjadi di 20 negara bagian di Brazil. Sebanyak 10 pelabuhan udara juga dilaporkan kekurangan suplai bahan bakar sehingga berakibat banyaknya pembatalan jadwal penerbangan.
Dalam jajak pendapat terkini di Brazil, Temer menjadi Presiden Brazil yang kurang populer atau disukai masyarakat dengan kebijakannya sejak negeri ini lepas dari kekuasaan rezim junta militer yang berkuasa dalam kurun 1964 hingga 1985. Temer sampai sekarang juga masih dalam menjalani pemeriksaan pihak berwenang sehubungan dengan tuduhan korupsi.
Pada tahun lalu, Temer harus menghadapi dua tuduhan hukum terkait dengan kasus korupsi namun masih bisa bertahan. Menjelang pemilihan umum yang akan berlangsung pada Oktober serta jajak pendapat masyarakat dengan tingkat ketidakpuasan publik yang tinggi, Temer dinilai sebagian pihak akan sulit mendapatkan dukungan dari Parlemen Brazil untuk bertahan dari tuntutan hukum yang dibebankan kepadanya.





Credit  tempo.co