CB, NEW YORK-- PBB pada Senin (8/1) waktu
setempat, menyuarakan keprihatinan atas penahanan aktivis Palestina yang
berusia 16 tahun, Ahed al-Tamimi. Juru bicara PBB Stephane Dujarric
mengatakan, setiap orang memiliki hak, dan hak tesebut harus dihormati.
"Yang jelas adalah setiap orang harus menghormati hak orang lain. Penahanan anak-anak adalah perhatian khusus kami dan kami ingin masalah tersebut agar diketahui," kata Dujarric seperti yang dilansir di Anadolu Agency, Selasa (9/1).
Al-Tamimi dikenal sebagai aktivis yang berani untuk membebaskan Palestina. Video dan foto dirinya yang menghadapi dan menampar tentara Israel menjadi viral selama berminggu-minggu.
Sebelumnya, remaja tersebut dan ibunya yang bernama Nariman, diperintahkan untuk ditahan di balik jeruji besi dengan tambahan delapan hari penahanan oleh Ofer Court, yang terletak di dekat kota Ramallah di Tepi Barat.
Juru bicara PBB tersebut juga mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas keamanan dan perlindungan puluhan ribu orang di Idlib selatan dan pedesaan Hama di timur laut, Suriah.
"Dengan musim dingin yang ketujuh dari konflik yang sedang berlangsung, lebih dari 13 juta orang membutuhkan bantuan dan perlindungan dasar. Sementara beberapa bagian di Suriah menyaksikan penangguhan hukuman yang datang dari permusuhan, dan yang lainnya menghadapi operasi militer dan konflik yang intensif," tambah Dujarric
Dujarric mengatakan, kepala kemanusiaan PBB Mark Lowcock dijadwalkan mengunjungi Suriah pada tanggal 9 sampai 12 Januari.
"Dia akan menilai respon kemanusiaan dan mendiskusikan bagaimana memperbaiki akses dan pengiriman dengan lawan bicaranya," tambahnya.
"Yang jelas adalah setiap orang harus menghormati hak orang lain. Penahanan anak-anak adalah perhatian khusus kami dan kami ingin masalah tersebut agar diketahui," kata Dujarric seperti yang dilansir di Anadolu Agency, Selasa (9/1).
Al-Tamimi dikenal sebagai aktivis yang berani untuk membebaskan Palestina. Video dan foto dirinya yang menghadapi dan menampar tentara Israel menjadi viral selama berminggu-minggu.
Sebelumnya, remaja tersebut dan ibunya yang bernama Nariman, diperintahkan untuk ditahan di balik jeruji besi dengan tambahan delapan hari penahanan oleh Ofer Court, yang terletak di dekat kota Ramallah di Tepi Barat.
Juru bicara PBB tersebut juga mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas keamanan dan perlindungan puluhan ribu orang di Idlib selatan dan pedesaan Hama di timur laut, Suriah.
"Dengan musim dingin yang ketujuh dari konflik yang sedang berlangsung, lebih dari 13 juta orang membutuhkan bantuan dan perlindungan dasar. Sementara beberapa bagian di Suriah menyaksikan penangguhan hukuman yang datang dari permusuhan, dan yang lainnya menghadapi operasi militer dan konflik yang intensif," tambah Dujarric
Dujarric mengatakan, kepala kemanusiaan PBB Mark Lowcock dijadwalkan mengunjungi Suriah pada tanggal 9 sampai 12 Januari.
"Dia akan menilai respon kemanusiaan dan mendiskusikan bagaimana memperbaiki akses dan pengiriman dengan lawan bicaranya," tambahnya.
Credit REPUBLIKA.CO.ID