Dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (1/11), juru bicara presiden Turki Ibrahim Kalin mengatakan undangan itu tidak dapat diterima. Undangan yang ditujukan kepada Partai Persatuan Demokratik (PYD) yang dipimpin Kurdi dan People's Protection Unit (YPG) ke kongres ini dianggap sebagai tindakan pemaksaan.
"Kami segera menyampaikan reaksi kami. Meski demikian pemerintah Turki menyetujui undangan ke semua kelompok Kurdi Suriah lainnya," kata Kalin kepada wartawan seperti dikutip Arab News.
Rusia telah berjanji untuk mengundang semua partai oposisi Suriah ke kongres tersebut. Turki telah mengatakan kepada Moskow bahwa prakarsa semacam itu tidak akan disambut dengan baik. Hal ini disampaikan dalam putaran ketujuh perundingan perdamaian yang digagas Rusia-Turki yang diadakan awal pekan ini di Astana.
PYD bersama dengan YPG, saat ini menguasai sekitar seperempat wilayah Suriah. Kurdi membuka kantor perwakilan di Moskow pada Februari 2016 dan dianggap oleh Rusia sebagai aktor yang berpengaruh dalam rekonstruksi Suriah yang dilanda perang.
Akan tetapi, Turki melihat PYD sebagai bagian dari Partai Pekerja Kurdistan, yang telah dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris atas pemberontakannya selama satu dekade di Turki dan Irak. Turki telah memveto partisipasi PYD dalam perundingan perdamaian sebelumnya.
Pada Rabu (1/11), oposisi Suriah mengatakan mereka mengkhawatirkan kongres yang disponsori oleh Rusia. Mereka memilih arahan yang diambil dalam perundingan perdamaian yang dipimpin PBB di Jenewa, yang telah berjalan bersamaan dengan perundingan Astana.
Dekan fakultas ekonomi, ilmu administrasi, dan sosial di Bahcesehir Cyprus University, Nursin Atesoglu Guney, mengatakan, Rusia mungkin melihat undangan kepada PYD/YPG sebagai alat untuk mendapatkan konsesi dari aktor regional. "Rusia selalu menyimpan kartu PYD di tangan mereka. Tapi mereka juga tahu Ankara tidak akan mengambil langkah mundur dalam masalah ini," jelas Guney.
Guney menekankan, niat Rusia untuk memasukkan PYD dan YPG dalam kongres Sochi juga harus dilihat melalui kacamata kompetisi antara AS-Rusia. Partai-partai Kurdi selalu didukung oleh Amerika dalam melawan ISIS di Suriah.
Sementara analis isu Suriah di Universitas Marmara di Istanbul, Emre Ersen, mengatakan Turki dan Rusia saat ini masih saling membutuhkan untuk menjaga stabilitas di empat zona de-eskalasi Suriah, terutama di Idlib. "Namun mereka masih memiliki perbedaan yang signifikan mengenai isu Kurdi Suriah," kata dia.
Credit REPUBLIKA.CO.ID