"Saya merasa sangat yakin dengan apa yang
telah saya capai. Saya telah mendapatkan keuntungan dari itu. Ini
mungkin penghentian total (kesepakatan nuklir Iran), kemungkinan yang
nyata, beberapa orang mengatakan itu kemungkinan yang lebih besar," ujar
Trump, dikutip laman Al Arabiya.
Trump,
pada Jumat (13/10), menolak terus melanjutkan kesepakatan nuklir Iran.
Menurutnya, Iran telah melanggar kesepakatan dengan mengembangkan
nuklirnya untuk kepentingan militer.
Sejak
tercapainya kesepakatan nuklir Iran pada 2015, Kongres AS mewajibkan
presiden mengesahkan kembali kesepakatan tersebut setiap 90 hari sebagai
bukti Iran melaksanakan janjinya. Sejak menjabat sebagai presiden AS,
Trump telah dua kali mengesahkan kesepakatan nuklir tersebut. Namun ia
menolak melakukannya untuk ketiga kalinya.
Ia
menyebut Teheran telah mensponsori gerakan terorisme. "Kamitidak akan
menyusuri jalan yang telah diperkirakan kesimpulannya yakni lebihbanyak
kekerasan, lebih banyak teror dan ancaman nyata pelarian nuklir Iran,"
ujar Trump pekan lalu.
Dengan
keputusan Trump tersebut, Kongres AS memiliki waktu 60 hari untuk
memutuskan apakah akan membatalkan kesepakatan nuklir dengan menjatuhkan
sanksi kepada Iran. "Jika kita tidak bisa mencapai solusi dengan
Kongres dan sekutu kita, maka kesepakatan akan dihentikan. Ini sedang
dalam peninjauan terus-menerus dan partisipasi kita (dalam kesepakatan
nuklir) bisa dibatalkan oleh saya, sebagai presiden, kapan saja," ujar
Trump.
Kesepakatan tercapai melalui negosiasi panjang dan alot. Tujuan dari kesepakatan memastikan penggunaan nuklir Iran hanya terbatas pada kepentingan sipil dan bukan untuk keperluan militer. Imbalannya adalah sanksi dan embargo ekonomi terhadap Teheran akan dicabut.
Credit REPUBLIKA.CO.ID