Senin, 16 Oktober 2017

Donald Trump Batalkan Kesepakatan Nuklir Iran


Donald Trump Batalkan Kesepakatan Nuklir Iran 
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (13/10), menolak mengesahkan kesepakatan nuklir Iran yang tercapai pada 2015. (AFP Photo/Timothy A. Clary).


Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (13/10), menolak mengesahkan kesepakatan nuklir Iran yang tercapai pada 2015 sewaktu Presiden Barrack Obama.

Trump mengatakan, dirinya telah mengambil langkah tepat karena mungkin AS telah lolos dari kesepakatan yang bisa menjadi 'salah satu yang terburuk' dalam sejarah.

"Saya mengumumkan bahwa kita tidak dapat dan tidak akan membuat sertifikasi (pengesahan) ini," kata Trump dalam sebuah pidato yang sangat dinanti mengenai strategi Amerika terhadap Iran, dikutip AFP, Sabtu (14/10).


"Kami tidak akan terus menyusuri jalan yang bisa diperkirakan kesimpulannya lebih banyak kekerasan, teror, dan ancaman nyata dari nuklir Iran."

Sementara dilansir Reuters, Trump mengatakan, bahwa keputusan ini diambil dirinya karena kesepakatan ini bertentangan dengan kekuatan dunia lainnya.


"Berdasarkan catatan faktual yang telah saya kemukakan, saya mengumumkan hari ini bahwa kita tidak dapat dan tidak akan membuat sertifikasi ini," kata Trump di sebuah acara Gedung Putih saat ia meluncurkan strategi yang lebih keras melawan Teheran.

Trump mengambil langkah untuk tidak mendorong AS dalam kesepakatan, yang secara formal dikenal sebagai JCPOA tersebut.




Senator AS, Robert Menendez, salah satu anggota Partai Demokrat yang paling menentang perjanjian nuklir 2015 dengan Iran buka suara terkait keputusan ini. Dia mengatakan masyarakat internasional harus memperkuat pengawasan dan penegakan perjanjian nuklir.

"Tidak ada sertifikasi sekarang tidak ada apa-apa selain menciptakan ketidakpastian di antara sekutu-sekutu kita dan menguatkan Iran yang sudah berperang," Menendez mengatakan dalam sebuah pernyataannya.


Credit  cnnindonesia.com



Trump campakkan kesepakatan nuklir Iran


Trump campakkan kesepakatan nuklir Iran
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (REUTERS/Jonathan Ernst)



Washington (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengambil langkah mundur besar melawan kesepakatan nuklir Iran 2015 yang berarti pula bertentangan dengan pendirian negara-negara besar lainnya, dengan memilih tak mengakui perjanjian itu atas alasan Iran tak mematuhi kesepakatan itu untuk kemudian mengancam akan mengakhirinya.

Trump menyampaikan pergeseran besar kebijakan AS itu dalam pidato di mana dia membeberkan pendekatan yang lebih agresif kepada Iran dalam hal program nuklir dan peluru kendalinya serta dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok ekstremis di Timur Tengah.

Dia menuduh Iran tidak ingin menghidupkan semangat kesepakatan nuklir dan menyatakan tujuan politiknya adalah memastikan Iran tidak boleh menguasai senjata nuklir. Dia kini menyerahkan nasib kesepakatan itu kepada Kongres.

Trump mengancam menerapkan sanksi kepada Korps Pengawal Revolusi Iran dan terus menuduh Teheran yang disebutnya telah mendestabilisasi Suriah, Yaman dan Irak.

"Kita tidak akan lagi mengesampingkan jalan yang kesimpulannya sudah diprediksi bakal lebih keras, lebih banyak teror dan ancaman sangat nyata nuklir Iran," kata Trump seperti dikutip Reuters.

Sikap Trump ini disambut baik oleh Israel yang menjadi musuh abadi Iran, sebaliknya dikecam oleh enam kekuatan besar dunia yang turut menandatangani kesepakatan nuklir Iran, yakni Inggris, Prancis, Jeman, Rusia, China dan Uni Eropa.

Sedangkan Presiden Iran Hassan Rouhani menanggapi pernyataan Trump itu dengan berkata, "Bangsa Iran tidak akan pernah sembah sujud kepada tekanan asing. "Iran dan kesepakatan itu jauh lebih kuat."






Credit  antaranews.com