Rabu, 13 September 2017

Hizbullah umumkan kemenangan perang di Suriah


Hizbullah umumkan kemenangan perang di Suriah
Arsip: Wakil Pemimpin Hisbullah Lebanon Sheikh Naim Qassem memberikan keterangan saat diwawancara Reuters di kantornya di pinggiran kota Beirut, Lebanon. (REUTERS/Aziz Taher )



Beirut (CB) - Kelompok paramiliter asal Lebanon, yang juga sekutu kuat pemerintah Suriah, Hizbullah, menyatakan kemenangan perang di Suriah, kata surat kabar pendukung Hizbullah pada Selasa.

Kelompok itu menganggap pertempuran tersisa di beberapa wilayah Suriah sebagai "pertempuran kecil eceran".

Pernyataan pemimpin Hizbullah Sayyid Hassan Nasrullah itu adalah penilaian paling percaya diri, yang dikeluarkan kubu pendukung pemerintah Suriah, yang mendapatkan kembali sebagian besar wilayah di kawasan timur, yang sempat dikuasai IS.

Dengan merujuk pada musuh Presiden Suriah Bashar al Assad, Nasrullah mengatakan bahwa "upaya pihak lain gagal, sehingga akhirnya mereka memilih jalan perundingan untuk mendapatkan keuntungan kecil", kata berita surat kabar "al Akhbar", yang mengutip Nasrullah dalam pertemuan keagamaan.

"Kami menang perang di Suriah. Yang tersisa saat ini adalah pertempuran kecil, yang tidak tergalang," kata Nasrullah, pemimpin organisasi itu, yang mengirim ribuan gerilyawan ke Suriah untuk mendukung Bashar.

Sumber yang mengetahui isi pidato Nasrullah memastikan laporan "al Akhbar" tersebut.

Dengan dukungan Rusia dan Iran, Bashar telah berhasil menghancurkan basis-basis wilayah gerilyawan di sejumlah kota bagian barat Suriah di Aleppo, Homs, dan Damaskus sepanjang tahun lalu.

Sementara itu, gencatan senjata yang diprakarsai oleh Rusia, Turki, Iran, dan Amerika Serikat di sejumlah wilayah yang masih dikuasai gerilyawan oposisi di kawasan barat Suriah telah mengurangi tekanan bagi tentara pemerintah.

Mereka kini bisa fokus maju ke arena pertempuran di provinsi kaya minyak, Deir al-Zor.

Upaya pembebasan provinsi Deir al Zor, yang nampak tidak mungkin dilakukan dua tahun lalu saat posisi Bashar masih lemah, membuat kubu pemerintah semakin percaya diri. Situasi ini juga menciptakan dilema bagi negara-negara Barat yang masih ingin agar Bashar mundur sebagai presiden dan merundingankan transisi.

Pasukan pemerintah pada pekan lalu berhasil maju ke kota Deir al Zor, ibu kota provinsi dengan nama yang sama yang terletak di dekat Sungai Eufrat, dan memecah kepungan IS di sebuah pangkalan udara.

Dalam pidato disiarkan televisi pada bulan lalu, Bashar mengatakan bahwa sudah muncul tanda-tanda kemenangan perang, namun pertempuran masih berlanjut.

Di sisi lain, milisi yang mendapatkan dukungan Amerika Serikat, bernama Syrian Democratic Forces (SDF), dalam beberapa hari terakhir melancarkan serangan terhadap IS di provinsi Deir al Zor.

SDF, yang banyak diisi petempur Kurdi YPG, juga melakukan pertempuran untuk merebut kota Raqqa dari IS.

SDF selama ini menghindari benturan langsung dengan pasukan pemerintah, demikian Reuters.






Credit  antaranews.com