Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Sejatinya hari ini Menlu akan bertemu dengan Perdana Menteri Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri Palestina Dr. Riyadh al-Maliki. Menlu Retno juga akan membuka konsulat kehormatan di Palestina.
Dalam keterangan resminya, Kementerian Luar Negeri menyatakan akibat pelarangan itu, upacara pembukaan konsulat kehormatan itu dilakukan di Amman, Yordania. PM Abbas pun sampai terbang ke Yordania untuk bertemu dengan Menlu Retno.
Pelantikan itu dihadiri oleh Menlu Palestina Riyadh al-Maliki, dan duta-duta besar negara ASEAN dan OKI. Hadir pula Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, Dubes RI untuk Yordania, Teguh Wardoyo, dan pejabat Palestina dan Yordania.
Menlu Retno mengatakan pelantikan dan pembukaan kantor Konsul Kehormatan di Ramallah merupakan bukti nyata dukungan Indonesia terhadap Palestina. “Dukungan Indonesia kepada perjuangan rakyat Palestina tidak pernah padam dan pada hari ini kita maju satu langkah lagi dengan pelantikan Konsul Kehormatan RI di Ramallah,” ujarnya.
Secara politis, Indonesia telah mendukung eksistensi negara Palestina pada berbagai forum regional maupun internasional. Indonesia juga memberikan dukungan dana jutaan dollar untuk pembangunan dan pengembangan kapasitas Palestina dalam mempersiapkan kemerdekaannya.
Dikutip dari Haaretz, pelarangan itu diduga lantaran Menteri Retno tak mau berkunjung ke Yerusalem untuk bertemu dengan pejabat Israel. Indonesia dan Israel memang tak punya hubungan diplomatik hingga kini.
Rencana kunjungan Menlu Retno ke Ramallah sudah disebut-sebut saat Konferensi OKI di Jakarta pekan lalu. PM Mahmoud Abbas pun hadir di acara itu dan sempat bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Pada pertemuan itu Presiden sempat menyatakan pemboikotan produk buatan Israel.
Credit CNN Indonesia
Ini Alasan Israel Melarang Menlu Retno Masuk Ramallah
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno LP Marsudi, dilarang Israel memasuki Ramallah, Palestina, karena dia menolak untuk bertemu dengan para pejabat Israel di Yerusalem.
Semula, Menlu Retno hendak bepergian ke Ramallah untuk membuka konsulat kehormatan (konhor) pertama Indonesia di Ramallah, Palestina. Di kota itu, dia dijadwalkan bertemu Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki dan Presiden Mahmoud Abbas.
Tapi, Israel menolak memberikan visa untuk Menlu wanita pertama Indonesia itu guna memasuki Ramallah. Media Israel, Haaretz, melaporkan, dalam beberapa hari terakhir telah ada kontak antara Indonesia dan Israel. Di mana para pejabat Israel menegaskan bahwa jika Retno ingin mengunjungi Ramallah, maka dia harus bertemu dengan para pejabat Israel di Yerusalem.
Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Bahkan, dalam KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jakarta beberapa hari lalu, Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyerukan semua negara OKI untuk memboikot produk-produk Israel sebagai dukungan untuk kemerdekaan Palestina.
Kementerian Luar Negeri Israel pada Senin (14/3/2016) menolak berkomentar soal tindakan Israel terhadap Menlu Retno. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga tidak segera menanggapi sebuah konfirmasi.
Sumber di Kementerian Luar Negeri Palestina, mengatakan, Maliki akhirnya memilih melakukan perjalanan ke Yordania untuk bertemu dengan Menlu Retno Marsudi. Pelantikan Konsul Kehormatan pun dilangsungkan di Amman, Yordania.
“Maliki memutuskan untuk pergi ke Amman demi penghargaan bersejarahkhusus antara Negara Palestina dan Indonesia,” kata sumber itu.
Sebelumnya, Kemlu Indonesia dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, semalam membenarkan jika Israel melarang Menlu Retno memasuki Ramallah. Namun, tidak ada penjelasan alasan pelarangan terhadap Retno.
”Pelantikan Konhor RI untuk Palestina dilakukan di KBRI Amman karena beberapa saat menjelang keberangkatan Menlu RI beserta delegasi menuju Ramallah, Israel tidak memberikan izin over flight bagi helikopter Angkatan Udara Yordania yang akan membawa Menlu RI,” bunyi keterangan tertulis Kemlu Indonesia.
”Tidak diberikannya izin over flight tersebut tidak menyurutkan determinasi Indonesia untuk melantik Konhor RI Ramallah. Dengan pengaturan yang sangat cepat, maka pelantikan dapat dilakukan di Amman dengan lancar,” lanjut keterangan Kemlu.
Credit Sindonews