Senin, 21 Maret 2016

Korsel Bentuk Pasukan Spartan untuk Serang Korut


Korsel Bentuk Pasukan Spartan untuk Serang Korut  
Pasukan khusus "Spartan 3.000" mampu diturunkan di setiap Semenanjung Korea dalam waktu 24 jam. (Ilustrasi/Reuters/Chung Sung-Jun/Pool)
 
Jakarta, CB -- Korea Selatan membentuk pasukan elite yang terdiri dari 3.000 pasukan marinir untuk menyerang Korea Utara dari dalam. Pasukan ini dibentuk menyusul peningkatan pertahanan Korut di laut dan ancaman Kim Jong-un terhadap Korsel.

Diberitakan Yonhap News yang mengutip pejabat Korsel, Minggu (20/3), pasukan khusus yang dinamakan "Spartan 3.000" ini mampu diturunkan di setiap Semenanjung Korea dalam waktu 24 jam. Spartan sebelumnya menjalani latihan bersama pasukan AS yang juga diikuti oleh 300 ribu tentara pada awal bulan ini.

Fungsi utama pasukan Spartan ini adalah untuk menghancurkan "fasilitas militer utama" di Korut. Pasukan ini juga bisa diturunkan untuk membantu penanganan bencana alam.

"Di masa lalu, pasukan tingkat-batalion butuh 24 jam untuk diturunkan di seluruh Semenanjung Korea, sementara pasukan tingkat-resimen memakan waktu 48 jam," kata seorang pejabat militer Korut kepada Yonhap News.

"Namun, unit baru ini mampu beroperasi dalam waktu 24 jam, bahkan dalam tingkat-resimen." dia menambahkan.

Pasukan Spartan 3.000 dibentuk menyusul latihan laut yang digelar Korut. Dalam latihan yang diawasi oleh Kim Jong-un itu, Korut mengambil skenario pertahanan laut dari serangan Korsel.

Menurut kantor berita Korut, KCNA, latihan ini untuk membuktikan bahwa pasukan Korut "mampu membunuh tanpa ampun tentara Korsel dan AS setiap kali musuh mencoba mencapai daratan."

Kim dalam latihan itu memberi perintah langsung untuk "mengubur di laut semua musuh yang menyerang pesisir."

Hubungan kedua negara di kawasan itu kian tegang terutama setelah Korut dituding melakukan provokasi militer dan uji nuklir. Jumat lalu, Korut menembakkan dua rudal balistik jarak-menengah ke laut, beberapa hari usai Kim memerintahkan uji coba nuklir.

Korut dan Korsel masih dalam status berperang setelah Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1953, bukan kesepakatan damai.


Credit  CNN Indonesia