Rabu, 23 Maret 2016

Intelijen Sebut ISIS Rancang Serangan di Brussels dari Raqqa



 
vesti24/instagram Ledakan di bagian pelaporan (check in) pesawat American Airlines di Bandara Brussels, Belgia, Selasa (22/3/2016) pagi. 
 
BAGHDAD, CB - Aparat intelijen di Irak mengungkapkan, berdasarkan informasi dari sumber-sumber di Kota Raqqa, Suriah, Kelompok Islam Iran dan Suriah sudah merancangkan serangan teror sejak bulan lalu.

Mereka memang menyasar bandar udara dan stasiun kereta dalam serangannya itu.

Pejabat intelijen itu mengungkapkan kepada Kantor Berita the Associated Press,  Selasa (22/3/2016), mengaku sudah mengirimkan peringatan kepada negara-negara di Eropa terkait ancaman itu.

"Tapi sebenarnya, Brussels awalnya bukan bagian dari semua rencana tersebut kala itu," ungkap pejabat tersebut. 

Dia menduga, ISIS mengubah target serangan mereka pada kesempatan terakhir ke Kota Brussels di Belgia. "Ini terkait dengan penangkapan Salah Abdeslam, pelaku serangan Paris yang dibekuk di Brussels, hari Jumat lalu," kata dia  lagi.

Senada dengan itu, pejabat senior intelijen di Irak lainnya mengatakan, ISIS memang berada di balik serangan mematikan di Brussels tersebut.

"Serangan itu dirancang di Raqqa sejak dua bulan lalu, dan ada tiga pelaku peledakan bom bunuh diri yang melakukan serangan," kata dia.

Pejabat tersebut meminta nama dan identitasnya dirahasiakan, karena seluruh informasi yang diungkap terkait penyelidikan yang masih bergulir. 

Hari berkabung
Sebelumnya, Belgia menetapkan hari berkabung nasional selama tiga hari menyusul serangan mematikan itu.

"Seluruh bendera di gedung-gedung pemerintahan dan umum akan dikibarkan setengah tiang hingga Kamis mendatang," ungkap juru bicara Perdana Menteri Belgia Charles Michel, Frederic Cauderlier, seperti dirilis Kantor Berita AFP.

Sementara, Presiden Amerika Serikat Barack Obama melakukan kontak telepon dengan Charles Michel untuk menyampaikan ungkapan belasungkawa atas serangan bom di dua tempat di Kota Brussels.

Informasi itu diungkapkan pihak Gedung Putih seperti dilansir Kantor Berita Reuters. "Presiden menegaskan kembali dukungan AS untuk Belgia," ungkap pihak Gedung Putih.

Disebutkan, Obama pun menawarkan bantuan investigasi untuk mengungkap dalang di balik serangan mematikan itu. "Demi membawa mereka yang bertanggungjawab ke muka hukum," kata Obama seperti dikutip staf Gedung Putih.

Diberitakan sebelumnya, serangan kembar terjadi di bandara utama Zaventem dan satu ledakan di stasiun metro Maalbeek, melukai lebih dari 130 orang terluka.




Credit  KOMPAS.com