Senin, 14 Maret 2016

Arab Saudi Akan Hukum Siapapun yang Terkait Hizbullah


Arab Saudi Akan Hukum Siapapun yang Terkait Hizbullah  
Kelompok Syiah, Hizbullah, memiliki hubungan dekat dengan Iran, rival terbesar Saudi di kawasan Timur Tengah. (Reuters/Ali Hashisho)
 
Jakarta, CB -- Arab Saudi mengumumkan akan menindak siapapun yang terkait, bersimpati, maupun mendukung kelompok Syiah, Hizbullah yang bermarkas di Libanon dan didukung oleh Iran.

Kementerian Dalam Negeri Saudi merilis pernyataan, seperti dikutip kantor berita Saudi, SPA, pada Minggu (13/3) bahwa warga Saudi dan ekspatriat akan dikenakan "hukuman berat" di bawah peraturan kerajaan dan undang-undang anti-terorisme Saudi, jika diketahui mendukung Hizbullah, baik secara finansial maupun membantu menyembunyikan anggotanya.

"Setiap warga negara atau penduduk yang mendukung, menunjukkan keanggotaan dalam Hizbullah, bersimpati atau mempromosikan kelompok itu, menyumbang atau berkomunikasi atau membantu menyembunyikan anggota kelompok itu, akan dikenakan hukuman yang keras yang diatur oleh hukum, termasuk undang-undang terorisme dan pendanaan ilegal," bunyi pernyataan Saudi.

Warga asing yang bekerja dan tinggal di negara pengekspor minyak itu dan diketahui mendukung Hizbullah akan dideportasi.

Langkah keras pemerintah Saudi ini dilakukan setelah negara-negara Liga Arab dan Dewan Kerja Sama Teluk menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris bulan ini.

Penetapan ini akan meningkatkan kemungkinan dijatuhkannya sanksi lebih lanjut terhadap Hizbullah, kelompok yang memiliki pengaruh di Lebanon dan dilaporkan membantu pasukan Presiden Bashar al-Assad dalam perang sipil di Suriah.

Negara-negara Teluk Arab menjatuhkan sanksi kepada anggota Hizbullah pada 2013 lalu sebagai pembalasan atas intervensi kelompok itu dalam perang sipil Suriah dan dukungannya terhadap Presiden Bashar al-Assad.

Hizbullah memiliki hubungan dekat dengan Iran, rival terbesar Saudi di kawasan Timur Tengah. Saudi mendukung kelompok oposisi Suriah untuk menggulingkan Assad dan menyalahkan Iran serta Hizbullah yang membantu Assad setelah Suriah dilanda perang saudara yang berlangsung hampir lima tahun.

Saudi dan sejumlah negara Teluk juga menuduh Iran mendukung pemberontak Syiah Houthi di Yaman, serta berusaha untuk mengacaukan rezim mereka sendiri.

Meski demikian, Irak menolak untuk mendukung keputusan Liga Arab yang menetapkan Hizbullah sebagai teroris dalam pertemuan di markas Liga Arab di Kairo pekan lalu.

Dalam sambutannya di televisi Mesir, CBC Extra, Menteri Luar Negeri Irak, Ibrahim al-Jaafari memuji pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah yang "berjuang menghadapi terorisme dan Israel dengan keberanian."

Sementara, Nasrallah mengkritik Saudi dan menuduh Saudi menjadi dalang serentetan serangan bom mobil di Libanon.

Credit  CNN Indonesia