Rabu, 23 Maret 2016

Antisipasi Konflik, TNI AL Pantau Situasi Perairan Natuna



Antisipasi Konflik TNI AL Pantau Situasi Perairan Natuna
KSAL Laksamana TNI Ade Supandi. (Sindonews)

JAKARTA - Armada Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengaku siap menjaga Perairan Natuna, pasca insiden manuver kapal China yang diduga melindungi pelaku illegal fishing asal China.

Bahkan TNI AL mengaku terus memantau kondisi terakhir di perairan tersebut untuk memastikan perkembangannya. "Kita nilai apakah konflik ini akan membesar atau tidak," ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi di Skadron Udara 17, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (22/3/2016).

Ade menilai, konflik di Perairan Natuna bukan tanpa sebab. Pasalnya, keberadaan kapal China dinilai sudah masuk terotorial perairan Indonesia.

Meski begitu, pihaknya akan tetap menunggu proses penyelidikan, termasuk sikap dari Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP). "Yang jelas kita mengenai keadaan tersebut kan udah mengirim nota protes kan, yang udah ditanggapi juga dari sana. Itu nanti diselesaikan dalam tingkat diplomatik," tandasnya.

Pada operasi akhir pekan lalu, KP Hiu 11 milik KKP menangkap kapal pelaku penangkapan ikan ilegal asal China, KM Kway Fey 10078, di perairan Natuna, Sabtu 19 Maret 2016.

Proses penangkapan tersebut tidak berjalan mulus, karena sebuah kapal coast guard China secara sengaja menabrak KM Kway Fey 10078, Minggu 20 Maret 2016 dini hari ketika operasi penggiringan kapal nelayan ilegal dilakukan. Manuver berbahaya itu diduga untuk mempersulit KP Hiu 11 menahan awak KM Kway Fey 10078.


Credit  Sindonews


KSAL: Kapal Perang AL Sudah Standby di Perairan Natuna


KSAL Kapal Perang AL Sudah Standby di Perairan Natuna
KSAL Laksamana TNI Ade Supandi. (SINDOphoto)

JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta kepada armada Angkatan Laut (AL) mengarahkan kapal perangnya di Perairan Natuna.

Menanggapi itu Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Ade Supandi mengaku pihaknya sudah menyiapkan kapal perangnya tersebut. "Kita kan ada kapal di sana udah standby," ujar Ade di Skuadron Udara 17, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (22/3/2016).

Disiapkannya kapal perang milik TNI AL untuk menyikapi ulah kapal China yang diduga melindungi praktik 'illegal fishing' yang terjadi di Perairan Natuna beberapa hari ini.

Menurut Ade, kapal milik TNI AL sudah berada di perairan itu sejak peristiwa itu terjadi. Kapal itu menjaga perairan secara bergantian dengan Kapal milik KKP.

"Kita di sana ada lima kapal, Armada Barat, disiapkan untuk di Natuna, Laut Cina Selatan sampai dengan Karimata," katanya.

Ade sendiri masih enggan menjawab rencana penambahan pasukan di Wilayah tersebut. Menurutnya, soal penambahan akan diputuskan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

"Tapi ini kan semacam konflik mengenai perikanan ya, itu diselesaikan dulu dalam konteks diplomasi perikanan, gitu ya," tukasnya.

Pada operasi akhir pekan lalu, KP Hiu 11 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan menangkap kapal pelaku penangkapan ikan ilegal asal China, KM Kway Fey 10078, di Perairan Natuna, Sabtu 19 Maret 2016.

Proses penangkapan tersebut tidak berjalan mulus, karena sebuah kapal coast guard China secara sengaja menabrak KM Kway Fey 10078, Minggu 20 Maret 2016 dini hari ketika operasi penggiringan kapal nelayan ilegal dilakukan. Manuver berbahaya itu diduga untuk mempersulit KP Hiu 11 menahan awak KM Kway Fey 10078.






Credit  Sindonews