Rabu, 30 Maret 2016

Turki panggil duta besar Jerman terkait tayangan televisi dinilai mengejek


Turki panggil duta besar Jerman terkait tayangan televisi dinilai mengejek
Presiden Turki, Tayyip Erdogan. Tayangan televisi Jerman yang dinilai Ankara mengejek Erdogan menyebabkan Duta Besar Jerman untuk Turki, Martin Erdmann, dipanggil pemerintah Turki. (REUTERS/Kayhan Ozer/Presidential Palace Press Office/Handout via Reuters)
 
Berlin (CB) - Kementerian Luar Negeri Turki memanggil Duta Besar Jerman untuk Turki, Martin Erdmann, pekan lalu terkait siaran televisi Jerman, NDR, yang dianggap mengejek Turki. Hal ini dinyatakan edisi dalam jaringan Der Spiegel, Senin.

Erdmann diundang ke Kementerian Luar Negeri Turki, Selasa pekan lalu, terkait siaran televisi NDR yang ditayangkan pada 17 Maret, yang berdurasi dua menit berupa nyanyian yang menyindir dan mengejek Presiden Turki, Tayyip Erdogan.

Kementerian Luar Negeri Jerman menolak memberi komentar atas masalah itu sedangkan pihak berwenang Turki belum bisa dihubungi untuk diminta komentarnya.

Tayangan itu bertepatan dengan saat Kanselir Jerman, Angela Merkel, sedang giat-giatnya berusaha mempererat hubungan dengan Turki, negara yang menjadi calon anggota Uni Eropa dan yang bantuannya diharapkan dalam menangani krisis pengungsi.

Merkel memimpin upaya mencapai kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki yang masih diperdebatkan, pada awal bulan ini dengan tujuan untuk menghentikan arus imigrasi tak resmi ke Eropa dengan memberi imbalan dana dan dukungan politik bagi Ankara.

Erdogan secara kasar mengecam diplomat barat setelah Jumat lalu beberapa kali muncul dukungan terhadap pemimpin redaksi Cumhuriyet, Can Dundar, dan rekannya, Erdem Gul, pada sidang pengadilan hari pertama terhadap kedua wartawan tersebut di Istambul.

Erdogan dikenal "berkuping tipis" dalam menghadapi kritik.

Pengadilan Turki telah menangani hampir 2.000 kasus terhadap orang-orang yang dituduh menghina Erdogan sejak ia menjadi presiden 18 bulan lalu, menurut Kementerian Kehakiman Turki.

Para terdakwa meliputi juga para kartunis, akademisi bahkan pelajar.


Credit  ANTARA News