Rabu, 30 Maret 2016

Pembajakan Pesawat Mesir Berakhir, Pelaku Menyerah



Pembajakan Pesawat Mesir Berakhir, Pelaku Menyerah  
Drama pembajakan pesawat EgyptAir berakhir dengan tertangkapnya pelaku. Identitas pelaku dan motifnya masih belum diketahui dengan jelas. (Reuters/Stringer)
 
Jakarta, CB -- Pembajakan pesawat Mesir EgyptAir telah berakhir. Pelaku yang belum jelas identitasnya telah menyerah dan dibekuk polisi.

Dikutip CNN, ihwal berakhirnya drama penyanderaan di pesawat ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Cyprus. Para penumpang dilaporkan semuanya selamat.

Stasiun televisi Cyprus memberitakan, pelaku menyerah, keluar dari pesawat dengan tangan terangkat.

Sebelumnya pembajak menuntut pembebasan seorang tahanan wanita di Mesir.

Seperti diberitakan Reuters yang mengutip stasiun televisi Cyprus CYBC, permintaan pembebasan tahanan wanita di Mesir adalah tuntutan pertama pembajak yang hingga kini identitasnya masih simpang siur.

Dia juga meminta berkomunikasi dengan pejabat Uni Eropa. Tuntutan ini disampaikan pembajak melalui surat yang dijatuhkan ke landasan bandara Larnaca, Cyprus.

Pesawat EgyptAir nomor penerbangan MS181 yang berangkat dari Alexandria menuju Kairo, rute domestik Mesir.

Pembajak ini memerintahkan pilot untuk mengalihkan penerbangan ke bandara Larnaca di Cyprus. Dilaporkan ada lebih dari 80 penumpang di pesawat Airbus A-320 itu.

Menurut Menteri Penerbangan Sipil Mesir Sherif Fathy, masih ada tiga penumpang asing dan tiga kru yang disandera dalam pesawat.

Identitas pelaku simpang siur

Identitas pelaku penyerangan masih simpang siur. Awalnya media Mesir menyebut pembajak bernama Ibrahim Samaha, seorang profesor ilmu kedokteran hewan dari Alexandria. Belakangan diketahui, Samaha adalah salah satu penumpang dan telah dibebaskan.

Kementerian Luar Negeri Cyprus melaporkan, pelaku bernama Seif Eldin Mustafa. Hal ini juga dikonfirmasi oleh kantor berita Mesir, MENA.

Motif pelaku juga masih belum diketahui dengan pasti. Sebelumnya media Cyprus memberitakan motif pelaku bukanlah terorisme, melainkan urusan pribadi.

Pembajak dilaporkan mengirimkan surat untuk mantan istrinya yang warga negara Cyprus. Tidak diketahui apakah pelaku benar-benar membawa bahan peledak atau tidak.



Credit  CNN Indonesia