Rabu, 23 Maret 2016

Gunung Ijen dan Alas Purwo Jadi Biosfer Dunia


 
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Petambang memikul belerang seberat lebih dari 70 kilogram. Mereka harus menempuh jarak sejauh 3 kilometer dari kawah Gunung Ijen menuju Pos Paltuding di kawasan Ijen, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Masyarakat sekitar Gunung Ijen kini sudah mengantisipasi gejala bencana dari kawah tersebut.

BANYUWANGI, CB - Gunung Ijen yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso serta Taman Nasional Alas Purwo masuk dalam jaringan Cagar Biosfer Dunia yang ditetapkan oleh organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Budaya Perserikatan Bangsa-bangsa (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO).

Cagar Biosfer (Biosphere Reserves) merupakan situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerja sama program MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.

Ijen dan Alas Purwo tergabung dalam Cagar Biosfer Blambangan bersama dengan TN Meru Betiri dan TN Baluran.

Penetapan ini dilakukan pada sidang International Coordinating Council (ICC) Program MAB (Man and The Biosphere) UNESCO ke28 di Kota Lima, Peru, 18-20 Maret 2016 lalu.

Saat dikonfirmasi Kompas.com Rabu (23/3/2016) Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas membenarkan penetapan Cagar Biosfer Blambangan ke dalam jaringan Cagar Biosfer Dunia.

"Sebenarnya kami diundang tapi perjalanan cukup panjang ke Peru. Saya sudah dapat info tersebut termasuk foto penetapan yang di kirim langsung ke saya. Kita tunggu di sini saja," ujarnya.

Menurut dia, Cagar Biosfer Blambangan sebelumnya diusulkan menjadi bagian dari jaringan Cagar Biosfer dunia pada 2015 lalu karena memiliki keunikan keanekaragaman hayati dan juga budaya masyarakat lokal.

“Program Cagar Biosfer selaras dengan komitmen kami dalam mengusung konsep pengembangan wisata yang menyuguhkan keindahan lingkungan. Ini juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” jelas Bupati Anas.

Cagar Biosfer Blambangan meliputi kawasan seluas 678.947,36 Ha yang terbagi ke dalam 3 zona yaitu area inti seluas 127.855,62 Ha yang meliputi 4 kawasan konservasi terdiri atas 3 Taman Nasional (TN Alas Purwo, TN Baluran, dan TN Meru Betiri) dan satu Cagar Alam Kawah Ijen; zona penyangga seluas 230.277,4 Ha; dan area transisi (320.814.34 Ha).

Konsep cagar biosfer sendiri telah digagas oleh UNESCO sejak 1971 dan hingga saat ini jumlahnya mencapai 669 kawasan di 120 negara di dunia.



Credit  KOMPAS.com