Agustus tahun lalu, tim dari Kolombia berkunjung ke Aceh.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi (ketiga dari kiri) melakukan kunjungan resmi ke Kolumbia. (08/07/2015) (Kementerian Luar Negeri RI)
Hal tersebut terungkap ketika Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P
Marsudi melakukan kunjungan kerja ke Kolombia seperti tertulis dalam
siaran pers Kementerian Luar Negeri, yang diterima VIVA.co.id pada Kamis, 9 Juli 2015. Di sana Retno bertemu dengan Menlu Angela Hollguin Cuellar.
Dalam kunjungan kerja ke Kolombia, Retno turut didampingi tim ahli yang terlibat dalam penyelesaian konflik Aceh.
"Khusus mengenai isu perdamaian, Pemerintah Kolombia telah
menyampaikan keinginan untuk mempelajari pengalaman Indonesia dalam
penyelesaian konflik Aceh. Hal tersebut mulai dibahas dalam Pertemuan
Komisi Bersama pertama pada 2013," tulis Kemlu.
Niat itu kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan delegasi
Kolombia ke Aceh pada Agustus tahun lalu. Sementara itu, dalam pertemuan
di ibu kota Bogota kali ini, diskusi lebih difokuskan pada perkembangan
kasus perdamaian di Kolombia dan pengalaman Indonesia menyelesaikan
konflik di Bumi Serambi Mekkah.
Dalam kesempatan itu, Menlu Cuellar turut menyebut Kolombia
mendukung penuh pencalonan Indonesia sebagai anggota tak tetap Dewan
Keamanan PBB 2019-2020. Pertemuan turut membahas rencana kunjungan
Cuellar ke Indonesia yang akan digunakan sekaligus untuk melakukan
sidang Komisi Bersama ke-2 RI-Kolombia.
Kedua Menlu juga mematangkan beberapa dokumen kerja sama yang sudah
siap diteken antara lain kerja sama teknis dalam melawan produk tak
legal, pembuatan dan perdagangan narkoba, kerja sama terkait pertukaran
informasi intelijen di bidang keuangan untuk memberantas pencucian uang
dan pembiayaan aksi terorisme serta bantuan hukum yang bermanfaat bagi
warga kedua negara (MLA).
Bidang pertanian juga mendapatkan porsi pembahasan secara khusus.
Kolombia berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia di bidang
pembudidayaan tanaman karet dan cokelat. Kedua negara juga sepakat untuk
melakukan kerja sama pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
Sebelumnya, kedua negara pernah menjadi koordinator organisasi
Forum Kerja Sama Negara Amerika Latin dan Asia Timur (FEALAC) dari
periode 2011 hingga 2013. Beberapa hasil dari kemitraan sebagai
koordinator adalah dikeluarkannya Uluwatu Declaration yang memuat
dorongan kerja sama ekonomi, pariwisata, konektivitas, pendidikan,
riset, kerja sama teknis serta isu-isu global antarnegara FEALAC
Credit VIVA.co.id