Kamis, 11 Desember 2014

Mengenal ESA, Badan Antariksa Eropa


Mengenal ESA, Badan Antariksa Eropa 
 European Space Agency (ESA) didirikan pada 1975 dan kini beranggotakan 20 negara Eropa. ESA berhasil mencetak sejarah dengan mendaratkan pesawat robotika di komet (Reuters/ESA)
 
 
Jakarta, CB -- Badan Antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA) mencatat sejarah baru dalam dunia astronomi dengan berhasil mendaratkan pesawat untuk pertama kalinya di permukaan komet.

Prestasi ini dicapai berkat misi yang dimulai pada 2004 silam. Wahana antariksa Rosetta mendekati Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Pada Rabu, 12 November 2014, Rosetta meluncurkan pesawat robotika Philae untuk mendarat di permukaan komet sekitar pukul 23.00 WIB.

Penjelajahan ruang angkasa ini berhasil dilakukan melalui kolaborasi antar pemerintah negara-negara Eropa dalam ESA yang berdiri sejak 1975 dan berkantor pusat di Paris, Perancis.

Investasi besar negara-negara Eropa terhadap ruang angkasa dimulai pada 1950-an. Ilmuwan dari negara Eropa Barat menyadari bahwa mereka tidak mampu bersaing dalam hal ruang angkasa dengan negara adidaya, seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet yang juga perang dingin dalam misi antariksa.

Para ilmuwan dari negara Eropa Barat kala itu sepakat untuk memiliki dua badan antariksa, yaitu European Launcher Development Organisation (ELDO) dan European Space Research Organisation (ESRO).

ESA yang ada sekarang ini dibentuk dalam Konvensi ESA pada tahun 1975, ketika ESRO digabungkan dengan ELDO. Ada 10 negara yang menandatangani Konvensi ESA, yaitu Belgia, Denmark, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris.

Pada 1970-an, perang dingin bidang antariksa Amerika Serikat dan Uni Soviet mulai reda dan secara signifikan kedua negara memangkas anggaran penelitian ruang angkasa. ESA, dengan sokongan dari banyak negara, dengan cepat menempatkan diri di posisi terdepan dalam eksplorasi ruang angkasa.

Total, sekarang ada 20 negara yang tergabung di sana, yaitu Austria, Belgia, Republik Ceko, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris.

Pusat penelitian dan pusat kontrolnya terbagi-bagi di berbagai kota, seperti di Noordwijk (Belanda), Frascati (Italia), Darmstadt dan Cologne (Jerman), serta Villanueva de la Canada (Spanyol).

Semua negara itu berkontribusi memberi pendanaan untuk penelitian dan misi ESA. Pada 2013, dana yang dianggarkan ESA untuk penelitian mencapai 4,282 juta euro atau sekitar Rp 65 triliun. Ada lima negara yang memberi kontribusi terbesar untuk ESA tahun ini, yaitu Jerman sebesar 772,7 juta euro, Perancis 747,5 juta euro, Italia 400 juta euro, Inggris 300 juta euro, dan Belgia sebesar 187,7 juta euro.

Setidaknya, ada 11 negara Eropa yang mengajukan diri untuk masuk dalam ESA, termasuk Hungaria, Estonia, Lativia dan Slovakia.

ESA banyak menjalankan misi ruang angkasa tanpa awak atau dengan awak ke bulan atau planet, meneliti bumi, hingga berpartisipasi mengelola Stasiun Ruang Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS).

Terakhir, mereka sukses mendaratkan pesawat robotika Philae. Ia akan memantau permukaan dan melakukan pengeboran pada komet hingga Desember 2015. Data-data itu akan dikirim ke bumi untuk diteliti oleh para ilmuwan guna mengungkap rahasia di balik terbentuknya planet, tata surya, hingga kemunculan kehidupan.


Credit CNN Indonesia