Kamis, 11 Desember 2014

Indonesia Berpeluang Pimpin Teknologi Antariksa & Dirgantara



Foto- Menristek Dikti M Nasir (kiri) saat menerima cindera mata seminar nasional keantariksaan (inung)
Foto- Menristek Dikti M Nasir (kiri) saat menerima cindera mata seminar nasional keantariksaan (inung)
 
 
JAKARTA (CB)- Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemimpin (leader) dibidang teknologi keantariksaan dan kedirgantaraan di kawasan Asean.
Sebab dibanding negara-negara Asean lain, Indonesia telah memiliki sejumlah fasilitas, sarana parasarana bahkan regulasi keantariksaan dan kedirgantaraan yang jauh lebih lengkap.
“Potensi menjadi negara paling unggul dalam hal keantariksaan dan kedirgantaraan sangat besar. Tinggal bagaimana kita memacu perkembangannya lebih cepat,” kata Menteri Ristek dan Dikti M Nasir disela seminar nasional bertema Teknologi Keantariksaan Menuju Kemandirian yang digelar Dewan Penerbangan Nasional RI (Depanri).
Beberapa nilai unggul tersebut antara lain Indonesia telah memiliki sains antariksa, pusat pengembangan sains cuaca, memiliki industri penerbangan, mampu membuat satelit mikro, teknologi penginderaan jarak jauh dan sebagainya. Bahkan Indonesia saat ini telah memiliki regulasi berupa UU keantariksaan.
Karena itu dalam beberapa kerjasama soal keantariksaan di kawasan ASIA, Jepang dan China telah menempatkan Indonesia sebagai mitra yang strategis untuk pengembangan teknologi antariksa ke depan.
“Dalam pertemuan atau forum dikawasan Asia, Indonesia menjadi pembicara penting dalam hal keantariksaan dan kedirgantaraan,” jelas Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Thomas Djamaludin.
Untuk memberikan acuan dalam hal pengembangan teknologi keantariksaan dan kedirgantaraan saat ini Depanri tengah menyusun rencana induk hingga 25 tahun ke depan. Rencana induk tersebut bertujuan mendukung visi pembangunan Indonesia yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur.


Credit Pos Kota