Aljier (CB) - Wakil perdana menteri baru Aljazair telah memuji
keputusan Presiden Abdelaziz Bouteflika untuk menahan diri dari upaya
untuk memperoleh masa jabatan kelima, dan menggambarkannya sebagai
"bersejarah".
Ketika berbicara dengan stasiun radio Monte Carlo Doualiya pada Selasa, Ramtan Lamamra mengatakan, "Presiden Bouteflika telah membuat keputusan yang bersejarah. Saya berharap rakyat Alajzair akan nyaman dengan itu."
Pada Senin malam, Bouteflika mengumumkan pemilihan presiden, yang dijadwalkan berlangsung pada April, akan ditunda sampai tanggal yang akan diputuskan kemudian.
Ia juga mengumumkan keputusannya untuk menarik pencalonan dirinya dari pemilihan umum tersebut.
Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah beberapa pekan demonstrasi rakyat guna menentang keinginan yang disampaikan oleh presiden itu untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima.
"Ini adalah perkembangan yang paling penting sejak Aljazair memperoleh kemerdekaan pada 1962," kata Lamamra mengenai keputusan Bouteflika, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.
Lamara, yang juga memangku jabatan Menteri Luar Negeri, menambahkan, "Pemilihan umum itu akan menjadi bebas; proses tersebut akan diawasi oleh satu komite independen, yang anggotanya akan ditunjuk kemudian."
Ia menyatakan, "Segera setelah pemerintah baru siap, kami akan membuka dialog dengan pemuda Aljazair --dan kekuatan politik lain-- dalam satu konferensi nasional, tempat kita dapat memutuskan tanggal bagi pemilihan umum."
Menurut Lamamra, peserta dalam konferensi yang direncanakan tersebut "kemudian akan membantu merancang undang-undang dasar baru buat republik kedua dan sistem politik baru".
Partai oposisi Aljazair, katanya, juga akan memiliki suara dalam koferensi itu "sebab negara memerlukan umpan balik dari setiap orang".
Pada Februari, Front Pembebasan Nasional --yang memerintah di Aljazair -- mencalonkan Bouteflika (82), yang telah memerintah Aljazair sejak 1999, untuk mencalonkan diri buat masa jabatan kelima.
Tindakan tersebut menyulut protes tiga pekan di beberapa bagian negeri itu, termasuk di Ibu Kotanya, Aljier, guna menentang keinginan Bouteflika untuk meraih masa jabatan kelima.
Tokoh oposisi terus mendesak presiden yang sudah berusia lanjut tersebut, yang pada 2013 menjalani pengobatan pembekuan darah di otak, agar menahan diri dari pencalonan diri pada pemungutan suara April.
Ketika berbicara dengan stasiun radio Monte Carlo Doualiya pada Selasa, Ramtan Lamamra mengatakan, "Presiden Bouteflika telah membuat keputusan yang bersejarah. Saya berharap rakyat Alajzair akan nyaman dengan itu."
Pada Senin malam, Bouteflika mengumumkan pemilihan presiden, yang dijadwalkan berlangsung pada April, akan ditunda sampai tanggal yang akan diputuskan kemudian.
Ia juga mengumumkan keputusannya untuk menarik pencalonan dirinya dari pemilihan umum tersebut.
Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah beberapa pekan demonstrasi rakyat guna menentang keinginan yang disampaikan oleh presiden itu untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima.
"Ini adalah perkembangan yang paling penting sejak Aljazair memperoleh kemerdekaan pada 1962," kata Lamamra mengenai keputusan Bouteflika, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.
Lamara, yang juga memangku jabatan Menteri Luar Negeri, menambahkan, "Pemilihan umum itu akan menjadi bebas; proses tersebut akan diawasi oleh satu komite independen, yang anggotanya akan ditunjuk kemudian."
Ia menyatakan, "Segera setelah pemerintah baru siap, kami akan membuka dialog dengan pemuda Aljazair --dan kekuatan politik lain-- dalam satu konferensi nasional, tempat kita dapat memutuskan tanggal bagi pemilihan umum."
Menurut Lamamra, peserta dalam konferensi yang direncanakan tersebut "kemudian akan membantu merancang undang-undang dasar baru buat republik kedua dan sistem politik baru".
Partai oposisi Aljazair, katanya, juga akan memiliki suara dalam koferensi itu "sebab negara memerlukan umpan balik dari setiap orang".
Pada Februari, Front Pembebasan Nasional --yang memerintah di Aljazair -- mencalonkan Bouteflika (82), yang telah memerintah Aljazair sejak 1999, untuk mencalonkan diri buat masa jabatan kelima.
Tindakan tersebut menyulut protes tiga pekan di beberapa bagian negeri itu, termasuk di Ibu Kotanya, Aljier, guna menentang keinginan Bouteflika untuk meraih masa jabatan kelima.
Tokoh oposisi terus mendesak presiden yang sudah berusia lanjut tersebut, yang pada 2013 menjalani pengobatan pembekuan darah di otak, agar menahan diri dari pencalonan diri pada pemungutan suara April.
Credit antaranews.com