Kamis, 14 Maret 2019

Menlu Amerika Tuding Cina Blokir Akses Energi Laut Cina Selatan



Kapal perang AS, USS Decatur (kiri) berusaha menghindari tabrakan dengan kapal perang Cina di Laut Cina Selatan pada Ahad, 30 September 2018. GCCaptain.com via ABC News
Kapal perang AS, USS Decatur (kiri) berusaha menghindari tabrakan dengan kapal perang Cina di Laut Cina Selatan pada Ahad, 30 September 2018. GCCaptain.com via ABC News

CBWashington – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menuding Cina memblokir pengembangan energi di Laut Cina Selatan lewat tindakan pemaksaan (coercive means).

Ini mencegah negara-negara Asia Tenggara untuk mengakses cadangan sumber daya energi senilai US$2.5 triliun atau sekitar Rp35.600 triliun.
Ads by Kiosked
“Cina membangun bangunan secara ilegal di pulau di perairan internasional. Ini bukan sekadar masalah keamanan,” kata Pompeo kepada eksekutif perusahaan energi dan menteri perminyakan dari sejumlah negara di Houston, Texas, seperti dilansir South China Morning Post pada Rabu, 13 Maret 2019.

Pompeo melanjutkan sikap sebaliknya ditunjukkan pemerintah AS. “Kami mendukung keamanan energi untuk negara-negara di Asia Tenggara. Kami ingin negara-negara ini memiliki akses ke cadangan energi mereka masing-masing,” kata dia.
Pernyataan Pompeo ini merupakan bagian dari serangkaian pernyataan menyoroti perilaku Cina di Laut Cina Selatan. Sebelum ini, dia mengkritik proyek-proyek infrastruktur yang dikerjakan dalam Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra atau Belt and Road Initiative nyaris bisa dipastikan didesain agar tutup.
Pompeo juga menuding Cina mencuri berbagai teknologi pertanian sensitif. Ini terkait teknologi modifikasi genetik untuk beras dan jagung.

Menurut Pompeo, AS ingin membangun kemitraan dengan negara-negara di Asia Tenggara. “Kami ingin transaksi yang transparan, bukan jebakan utang,” kata dia. “Cina tidak bermain dengan aturan yang sama.”
Pompeo juga menuding Cina melakukan diplomasi utang. Dia mengklaim perusahaan Cina merupakan penerima manfaat terbesar dari berbagai investasi di luar negeri.

Presiden Cina, Xi Jiping, menginspeksi latihan perang Angkatan Laut PLA di Laut Cina Selatan, Kamis, 12 April 2018. CNN -- Xinhua




“Cina sering mengirim tenaga kerjanya sendiri, menciptakan lapangan kerja bagi para pekerja cina dan bukannya pekerja di negara tempat investasi seperti di Afrika,” kata dia.

Menurut Pompeo, Cina menggunakan jebakan utang dengan membuat transaksi untuk kepentingan politik. Ini membahayakan negara yang menerima utang itu.
Soal pemberian utang oleh Cina kepada Afrika, situs media CGTN, yang merupakan jaringan televisi yang dikelola pemerintah Cina, melansir tulisan opini soal ini.
Tulisan itu menyatakan bahwa negara-negara membutuhkan pinjaman untuk bisa tumbuh berkembang. “Uang Cina di Afrika dibenamkan pada proyek sungguhan bukan proyek tidak nyata yang tidak berdampak pada kehidupan rakyat setempat,” begitu dilansir CGTN pada 13 Maret 2019.






Credit  tempo.co