Kabul, Afghanistan (CB) - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa
(EU) pada Selasa, selama kunjungannya ke Ibu Kota Afghanistan, Kabul,
menyampaikan dukungan penuh organisasi regional itu buat proses
perdamaian milik Afghanistan.
Federica Mogherini bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Arg (Istana Presiden Afghanistan).
Dalam taklimat bersama dengan Ghani, Mogherini mengumumkan EU siap menjadi penjamin kesepakatan perdamaian di negara yang dicabik perang tersebut, kata Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam. Wanita pejabat itu menegaskan kerangka kerja konstitusional harus ditegakkan untuk mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan.
"Yang pertama dan utama, proses tersebut milik rakyat Afghanistan dan lembaga Afghanistan dan tak ada langkah mundur ketika sampai pada demokrasi, susunan lembaga dan terutama hak asasi manusia, ketentuan hukum dan semua pencapaian yang telah diwujudkan terutama buat perempuan Afghanistan, buat anak-anak dan kelompok minoritas di negeri ini," kata Ketua Kebijakan Luar Negeri EU tersebut.
Pada gilirannya, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan Afghanistan berada di jantung Asia, dan ketakstabilan di Afghanistan akan memiliki dampak pada seluruh wilayah itu.
"Kestabilan tak bisa diwujudkan dengan intimidasi atau dengan kekuatan dan senjata yang hanya akan memulai era baru ketakstabilan," demikian peringatan Presiden Afghanistan tersebut.
Pernyataan itu dikeluarkan saat milisi Taliban dan AS dijadwalkan melanjutkan pembicaraan pada April di Doha, Qatar. Pemerintah Afghanistan makin merasa disisihkan di meja perundingan. Taliban tak bersedia berbicara dengan Pemerintah Afghanistan, sehingga mengakibatkan kebuntuan.
Saat menyerukan gencatan senjata segera dan dilanjutkannya pembicaraan perdamaian di negara yang diporakporandakan perang tersebut, Mogherini mengatakan EU akan selalu memihak rakyat Afghanistan.
Federica Mogherini bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Arg (Istana Presiden Afghanistan).
Dalam taklimat bersama dengan Ghani, Mogherini mengumumkan EU siap menjadi penjamin kesepakatan perdamaian di negara yang dicabik perang tersebut, kata Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam. Wanita pejabat itu menegaskan kerangka kerja konstitusional harus ditegakkan untuk mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan.
"Yang pertama dan utama, proses tersebut milik rakyat Afghanistan dan lembaga Afghanistan dan tak ada langkah mundur ketika sampai pada demokrasi, susunan lembaga dan terutama hak asasi manusia, ketentuan hukum dan semua pencapaian yang telah diwujudkan terutama buat perempuan Afghanistan, buat anak-anak dan kelompok minoritas di negeri ini," kata Ketua Kebijakan Luar Negeri EU tersebut.
Pada gilirannya, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan Afghanistan berada di jantung Asia, dan ketakstabilan di Afghanistan akan memiliki dampak pada seluruh wilayah itu.
"Kestabilan tak bisa diwujudkan dengan intimidasi atau dengan kekuatan dan senjata yang hanya akan memulai era baru ketakstabilan," demikian peringatan Presiden Afghanistan tersebut.
Pernyataan itu dikeluarkan saat milisi Taliban dan AS dijadwalkan melanjutkan pembicaraan pada April di Doha, Qatar. Pemerintah Afghanistan makin merasa disisihkan di meja perundingan. Taliban tak bersedia berbicara dengan Pemerintah Afghanistan, sehingga mengakibatkan kebuntuan.
Saat menyerukan gencatan senjata segera dan dilanjutkannya pembicaraan perdamaian di negara yang diporakporandakan perang tersebut, Mogherini mengatakan EU akan selalu memihak rakyat Afghanistan.
Credit antaranews.com