ANKARA
- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki akan
membersihkan perbatasan bagian selatan mereka, yang menghubungkan Turki
dan Suriah, dari kelompok teroris.
Berbicara di depan pendukungnya distrik Iskenderun di provinsi Hatay selatan, Erdogan mengatakan bahwa Turki akan memberi para teroris pelajaran di seluruh perbatasan selatan, mulai dari Manbij.
"Turki tidak akan membiarkan koridor kepada kelompok teroris di Suriah utara. Kita akan membangun zona aman di mana saudara-saudara Suriah kita dapat pulang dengan damai," ucapnya, seperti dilanir Anadolu Agency pada Senin (11/3).
Berbicara di depan pendukungnya distrik Iskenderun di provinsi Hatay selatan, Erdogan mengatakan bahwa Turki akan memberi para teroris pelajaran di seluruh perbatasan selatan, mulai dari Manbij.
"Turki tidak akan membiarkan koridor kepada kelompok teroris di Suriah utara. Kita akan membangun zona aman di mana saudara-saudara Suriah kita dapat pulang dengan damai," ucapnya, seperti dilanir Anadolu Agency pada Senin (11/3).
Sejak
2016, Turki telah dua kali melakukan operasi di perbatasan dan dalam
Suriah, yakni Euphrates Shield dan Olive Branch. Operasi itu sukses
membebaskan wilayah tersebut dari milisi Kurdi dan ISIS, termasuk
Al-Bab, Afrin dan Azaz dan memungkinkan warha Suriah yang melarikan diri
dari kekerasan di sana untuk pulang ke rumah.
Menyusul dua operasi yang berhasil, Turki telah bersumpah untuk melakukan operasi kontra-teroris di Manbij dan di sebelah timur Eufrat di Suriah utara terhadap kelompok milisi Kurdi, yang dinilai Ankara memiliki koneksi dengan PKK.
Dalam 30 tahun kampanye terorisnya, PKK yang diakui sebagai kelompok teror oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Turki, telah merenggut sekitar 40 ribu jiwa, termasuk wanita dan anak-anak.
Menyusul dua operasi yang berhasil, Turki telah bersumpah untuk melakukan operasi kontra-teroris di Manbij dan di sebelah timur Eufrat di Suriah utara terhadap kelompok milisi Kurdi, yang dinilai Ankara memiliki koneksi dengan PKK.
Dalam 30 tahun kampanye terorisnya, PKK yang diakui sebagai kelompok teror oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Turki, telah merenggut sekitar 40 ribu jiwa, termasuk wanita dan anak-anak.
Credit sindonews.com