Sebanyak 21 orang meninggal di rumah sakit akibat kekurangan pasokan listrik.
CB,
BEIJING -- Cina menawarkan bantuan untuk mengatasi krisis listrik di
Venezuela yang dianggap sebagai pemadaman terburuk dalam sejarah. Maduro
juga sempat menuduh Amerika Serikat sebagai dalang yang menyabotase
jaringan listrik di Venezuela. Tak lama setelah mengungkapkan tuduhan
tersebut, Maduro juga meminta diplomat Amerika Serikat meninggalkan
Venezuela dan memberi mereka tenggat waktu paling lambat 72 jam.
Hari
ini, Kamis (14/3) merupakan hari keenam padamnya listrik di Venezuela,
kejadian ini mengharuskan rumah sakit berjuang menjaga peralatannya
tetap berjalan. Hingga kini, dilaporkan sekitar 21 orang meninggal di
rumah sakit akibat kekurangan pasokan listrik.
Juru Bicara
Kementerian Luar Negeri Cina Lu Kang mengatakan Cina telah mencatat
laporan bahwa jaringan listrik di Venezuela telah turun karena serangan
peretasan. Dia juga berharap Venezuela segera menemukan solusi dari
kejadian ini.
"Cina sangat prihatin dengan ini, Cina
berharap Venezuela dapat menemukan alasan untuk masalah ini secepat
mungkin dan melanjutkan pasokan listrik normal dan ketertiban sosial.
Tiongkok bersedia memberikan bantuan dan dukungan teknis untuk
memulihkan jaringan listrik Venezuela," kata Lu, Kamis (14/3).
Menteri
Informasi Jorge Rodriguez mengatakan pemadaman itu kemungkinan
disebabkan oleh masalah teknis jalur transmisi yang menghubungkan
pembangkit listrik tenaga air Guri di Venezuela tenggara dengan jaringan
listrik nasional. Meski begitu, Presiden Venezuela, Maduro menyalahkan
Washington meretas sistem operasi pembangkit listrik tenaga air
Venezuela.