Beberapa sumber sipil mengatakan kepada wartawan SANA beberapa pesawat koalisi pimpinan AS pada Ahad (17/3) membom Kamp Al-Baghouz dan daerah sekitarnya, sehingga merenggut 10 jiwa warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan yang menyelamatkan diri dari kejahatan gerilyawan Da'esh di pinggir tenggara Deir Ez-Zour di sepanjang perbatasan Irak.
Sumber tersebut menyatakan serangan udara yang terus dilancarkan oleh koalisi telah membuat daerah Al-Baghouz benar-benar menjadi puing, belum lagi bertambahnya jumlah orang yang tewas, terutama anak kecil, demikian laporan SANA --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang.
Pada Senin (11/3), tak kurang dari 50 warga sipil --termasuk anak-anak dan perempuan-- gugur dalam pembantaian baru yang dilancarkan oleh koalisi internasional pimpinan AS di Kamp Al-Baghouz di bagian timur Deir Ez-Zour.
Beberapa sumber setempat mengatakan lebih dari 50 warga sipil meninggal dan sejumlah lagi cedera akibat serangan udara oleh koalisi pimpinan AS terhadap Kamp Al-Baghouz.
Sumber itu menyatakan agresi koalisi internasional pimpinan AS tersebut ditujukan kepada puluhan keluarga yang berusaha menyelamatkan diri dari daerah tempat anggota Da'esh berada.
Menurut jumlah itu, jumlah korban meninggal tampaknya akan bertambah sebab kebanyakan orang yang cedera menderita luka serius.
Pada Kamis dua pekan lalu (7/3), beberapa pesawat tempur koalisi pimpinan AS membom tempat pertemuan warga sipil dengan menggunakan fosfor putih di sekitar Desa Al-Baghouz di dekat perbatasan Suriah-Irak, sehingga menewaskan banyak warga sipil, kebanyakan perempuan dan anak kecil.
Koalisi pimpinan AS sering melancarkan serangan udara dan melakukan pembantaian dengan dalih "memerangi kelompok teror Da'esh".
Sejak koalisi tersebut dibentuk secara tidak sah di luar jurisdiksi Dewan Keamanan PBB pada Agustus 2014, dengan dalih "memerangi petempur Da'esh", koalisi itu telah melakukan pembantaian terhadap warga sipil yang tak berdosa, menewaskan ratusan orang, dan melukai banyak warga lain dan menghancurkan prasarana.
Suriah telah berulangkali menuntut, melalui puluhan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB dan Presiden Dewan Keamanan PBB, tindakan segera dan sungguh-sungguh bagi dihentikannya serangan semacam itu dan dilakukannya tindakan yang perlu untuk menetapkan mekanisme independen internasional guna menyelidiki kejahatan koalisi tersebut.
Credit antaranews.com