Menteri Komunikasi Venezuela mengatakan penangkapan tersebut tindakan sewenang-wenang
CB,
CARACAS -- Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, yang menguasai
badan legislatif negara tersebut (National Assembly) ditangkap.
Penangkapan Juan Guaido terjadi hanya beberapa hari setelah ia
mengungkapkan tengah bersiap mengambil alih kekuasaan dari Presiden
Nicolas Maduro.
Guaido ditangkap ketika sebuah mobil yang ia gunakan untuk
berpergiaan diberhentikan di jalan tol. Dalam sebuah video yang direkam
pengendara di jalan tol itu terlihat sejumlah tentara dari Bolivarian
National Intelligence Service menarik Guaido dari mobilnya dan
membawanya dengan sebuah mobil berwarna putih.
Pemerintah
Vanezuela mengatakan Guadio langsung dibebaskan. Menteri Komunikasi
Venezuela Jorge Rodriguez mengatakan penangkapan Guaido merupakan
tindakan 'sewenang-wenang' dan pemerintah tidak memerintahkan
penangkapan tersebut.
"Kami baru mengetahui ada situasi
yang tidak biasa dimana sekelompok pejabat bertindak secara sepihak,
menginisiasi prosedur tidak biasa terhadap anggota kongres Juan Guaido,"
kata Rodriguez, seperti dilansir dari
New York Times, Senin (14/1).
Setelah
dibebaskan Guaido langsung menuju ke kota La Guaira di mana ia akan
berbicara di aula kota itu. Rodriguez mengatakan persoalan ini sudah
diselesaikan dan pejabat-pejabat yang menginiasi penangkapan ini sudah
dihukum.
"Para pejabat yang sukarela untuk menjalankan
'pertunjukan' ini sudah dipecat dan pelakunya akan dikenakan prosedur
displin yang paling keras," kata Rodriguez.
Maduro
melakukan sumpah jabatan untuk yang kedua kalinya pada Kamis (9/1) lalu.
Ia memenangkan pemilihan yang menurut banyak negara berlangsung dengan
curang.
Selama enam tahun pemerintahanya perekonomian
Venezuela mengalami krisis yang mengakibatkan kelaparan dan kekerasan.
Sebanyak tiga juta orang melarikan diri dari Venezuela sejak krisis
mulai terjadi.
Pada hari Jumat (10/1) Guaido yang baru
berusia 35 tahun mengajak rakyat Venezuela turun ke jalan untuk
menentang jabatan kedua Maduro. Ia juga meminta angkatan bersenjata
mendukungnya menjadi presiden pelaksana sementara pemilihan umum
dipersiapkan.
"Konstitusi memberikan legitimasi untuk
menjalankan tugas kepresidenan ditengah negara mengadakan pemilihan
umum, tapi saya butuh dukungan dari warga untuk mewujudkannya," kata
Guaido.
Maduro menuduh pemimpin partai oposisi itu mencoba
menciptakan perpecahan. National Assembly yang dipimpin Guaido dan
dikuasai oposisi sebenarnya sudah dicabut kekuasannya pada tahun 2017
ketika Maduro membuat majelis perwakilan yang baru Constituent Assembly.
Badan legislatif yang memiliki kekuasaan dalam menulis
dan meloloskan undang-undang itu dikuasai pendukung Maduro. Pemerintahan
Maduro jarang menanggapi dengan serius seruan-seruan Guaido. Tapi
menteri yang mengurus penjara Iris Varela mengancam Guaido melalui media
sosial Twitter.
"Saya memiliki sel dan seragam yang siap
Anda gunakan, saya berharap Anda segera memberikan nama-nama dalam
kabinet Anda jadi kami tahu siapa yang akan pergi ke dalam penjara
bersama Anda," kata Varela.