Jaksa Agung Venezuela, Tarek William Saab,
meminta MA mencekal Juan Guaido, pemimpin oposisi yang mendeklarasikan
diri sebagai presiden interim secara sepihak. (Reuters/Manaure Quintero)
Saab mengatakan bahwa ia datang ke Mahkamah Agung pada Selasa (29/1) untuk "meminta pertimbangan" untuk mencegah Guaido bepergian ke luar negeri atau memindahkan asetnya, juga membekukan akun-akunnya.
Menurut Saab, permintaan itu merupakan bagian dari penyelidikan atas badan parlemen Venezuela, Majelis Umum, yang diperintahkan pengadilan pekan lalu.
Permintaan ini diajukan setelah Amerika Serikat menyatakan telah memindahkan kendali akun-akun Venezuela di bank AS ke Guaido untuk menghindari penyalahgunaan oleh Presiden Nicolas Maduro yang sudah didesak mundur.
Guaido sendiri juga mengatakan bahwa ia akan mengambil alih aset Venezuela di luar negeri agar Maduro tidak mengurasnya.
Ia pun mengaku tidak terkejut dengan permintaan Saab sebagai loyalis Maduro untuk mencekal dan membekukan asetnya.
"Hanya ancaman baru bagi saya, bagi parlemen, bagi petugas pelaksana presiden republik ini. Tak ada yang baru," ujar Guaido di hadapan Majelis Nasional, sebagaimana dikutip AFP.
Melanjutkan pernyataannya, Guaido berkata, "Saya tidak mengabaikan ancaman itu dan persekusi saat ini, tapi kita di sini untuk melanjutkan tugas kita."
Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pada 23 Januari lalu, di tengah demonstrasi anti-Maduro besar-besaran di berbagai penjuru Venezuela.
Selain AS, Guaido juga mendapatkan dukungan dari sejumlah negara lain, seperti Kanada, Brasil, Chile, dan Australia. Sementara itu, Maduro masih didukung oleh Rusia, Turki, dan China.
Credit cnnindonesia.com