BEIJING
- Pemerintah China menyayangkan sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika
Serikat (AS) terhadap Venezuela. AS memberlakukan pembatasan
besar-besaran terhadap perusahaan minyak milik negara Venezuela, PDVSA.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang dalam konferensi pers di Beijing mengatakan, Washington harus memikul tanggung jawab atas konsekuensi dari sanksi baru terhadap Venezuela.
"Sejarah menunjukan bahwa campur tangan asing hanya membuat situasi lebih rumit. Sanksi negara terkait pada Venezuela akan mengarah pada memburuknya kondisi kehidupan masyarakat. Mereka harus memikul tanggung jawab atas konsekuensi serius dari ini," kata Geng, seperti dilansir Reuters pada Selasa (29/1).
Sanksi terbaru AS sendiri tampaknya ditujukan untuk membangun momentum untuk menekan Presiden Nicolas Maduro untuk mundur, yang telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, baik dari dalam dalam, maupun luar negeri.
Terkait situasi Venezuela, sebelumnya Maduro akan menyalahkan Presiden AS, Donald John Trump bila Caracas dilanda kekerasan dan pertumpahan darah. Dia menyampaikan hal itu dalam pidato bahasa Inggris di hadapan para diplomatnya yang pulang dari AS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang dalam konferensi pers di Beijing mengatakan, Washington harus memikul tanggung jawab atas konsekuensi dari sanksi baru terhadap Venezuela.
"Sejarah menunjukan bahwa campur tangan asing hanya membuat situasi lebih rumit. Sanksi negara terkait pada Venezuela akan mengarah pada memburuknya kondisi kehidupan masyarakat. Mereka harus memikul tanggung jawab atas konsekuensi serius dari ini," kata Geng, seperti dilansir Reuters pada Selasa (29/1).
Sanksi terbaru AS sendiri tampaknya ditujukan untuk membangun momentum untuk menekan Presiden Nicolas Maduro untuk mundur, yang telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, baik dari dalam dalam, maupun luar negeri.
Terkait situasi Venezuela, sebelumnya Maduro akan menyalahkan Presiden AS, Donald John Trump bila Caracas dilanda kekerasan dan pertumpahan darah. Dia menyampaikan hal itu dalam pidato bahasa Inggris di hadapan para diplomatnya yang pulang dari AS.
Maduro
sendiri telah menuduh Washington mengatur kudeta terhadap
pemerintahannya, dengan mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai
presiden interim. Pengakuan itulah yang membuat Caracas memutuskan
hubungan diplomatik dengan Washington.
Credit sindonews.com