WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menegaskan kembali dukungannya kepada tokoh oposisi Venezuela yang memproklamirkan dirinya sebagai presiden Juan Guaido. Penegasan ini seiring desakan Washington memaksa Presiden Nicolas Maduro untuk lengser dari kekuasaan.
Gedung Putih mengatakan Trump dan Juan Guaido sepakat untuk mempertahankan komunikasi setelah pemerintah Venezuela membuka penyelidikan yang dapat mengarah pada penangkapan ketua Majelis Nasional, sebutan untuk parlemen Venezuela, itu.
Langkah yang diambil pemerintah Venezuela termasuk pencekalan dan pembekuan aset. Ini sebagai balasan atas sanksi minyak yang diberlakukan oleh AS minggu ini.
Gedung Putih mengatakan Trump dan Juan Guaido sepakat untuk mempertahankan komunikasi setelah pemerintah Venezuela membuka penyelidikan yang dapat mengarah pada penangkapan ketua Majelis Nasional, sebutan untuk parlemen Venezuela, itu.
Langkah yang diambil pemerintah Venezuela termasuk pencekalan dan pembekuan aset. Ini sebagai balasan atas sanksi minyak yang diberlakukan oleh AS minggu ini.
Dalam pembicaraan telepon itu, Trump dan Guaido mengintensifkan perjuangan untuk mengendalikan Venezuela, negara OPEC yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia.
"Presiden AS berbicara kepada Guaido untuk memberi selamat kepadanya atas asumsi bersejarah kepresidenannya dan untuk memperkuat dukungan kuat Presiden Trump terhadap perjuangan Venezuela untuk mendapatkan kembali demokrasinya," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders seperti dikutip dari Reuters, Kamis (31/1/2019).
Dikatakan oleh Sanders, Guaido berterima kasih kepada Trump atas komitmen AS terhadap kebebasan dan kemakmuran di Venezuela serta kawasan dan mencatat pentingnya protes yang direncanakan di seluruh negara itu terhadap Maduro pada hari Rabu dan Sabtu.
"Mereka sepakat untuk mempertahankan komunikasi rutin untuk mendukung jalan Venezuela kembali ke stabilitas, dan untuk membangun kembali hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan Venezuela," ujar Sanders.
Maduro menuduh Trump memerintahkan pembunuhannya dengan menyatakan telah memerintahkan negara tetangganya, Kolombia, untuk membunuhnya.
"Donald
Trump tanpa ragu memberikan perintah untuk membunuh saya dan telah
mengatakan kepada pemerintah Kolombia dan mafia Kolombia untuk membunuh
saya," kata Maduro dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia
RIA.
Bogota dan Washington secara rutin membantah tudingan tersebut.
Namun, spekulasi tentang tindakan militer terhadapnya minggu ini dipicu ketika penasihat keamanan nasional Trump John Bolton membawa notepad dengan tulisan "5.000 Tentara ke Kolombia." Sementara Mayor Jenderal AS Mark Stammer, komandan Angkatan Darat AS, berada di Kolombia pada hari Rabu, kata pejabat kedutaan AS.
Bogota dan Washington secara rutin membantah tudingan tersebut.
Namun, spekulasi tentang tindakan militer terhadapnya minggu ini dipicu ketika penasihat keamanan nasional Trump John Bolton membawa notepad dengan tulisan "5.000 Tentara ke Kolombia." Sementara Mayor Jenderal AS Mark Stammer, komandan Angkatan Darat AS, berada di Kolombia pada hari Rabu, kata pejabat kedutaan AS.
Credit sindonews.com