Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton,
mendesak militer Venezuela untuk menerima dengan 'damai' perpindahan
kekuasaan dari Nicolas Maduro ke Juan Guaido, Senin (28/1).
(Reuters/Joshua Roberts/File Photo)
"Kami hari ini telah menyerukan pasukan militer dan keamanan Venezuela untuk menerima transfer kekuasaan yang damai, demokratis dan konstitusional," ujar Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, seperti dikutip AFP.
Bolton juga mengatakan bahwa permintaan serupa sudah diajukan oleh beberapa pejabat dan personel militer Venezuela, seperti atase militer mereka di Washington yang menyatakan ingin membelot dari Maduro pekan lalu.
Ketika ditanya apakah Trump akan melibatkan militer AS di Venezuela untuk menekan kekuasaan Maduro, Bolton mengaku presiden AS telah membahas persoalan ini dengan jajaran pemerintahannya.
Seruan untuk mengikhlaskan kekalahan Maduro diungkapkan setelah AS mengumumkan pemberlakuan sanksi pada perusahaan minyak milik Venezuela, PDVSA.
AS akan memblokir US$7 miliar aset PDVSA, serta lebih dari US$ 11 miliar kerugian ekspor pada tahun depan.
PDVSA, bagian dari OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi), merupakan sumber pendapatan terbesar Venezuela. PDVSA adalah pemilik perusahaan AS, Citgo Petroleum, aset terpenting Venezuela di luar negeri.
Selain untuk menekan Maduro, sanksi ini juga menjadi bentuk dukungan pada pemimpin oposisi, Juan Guaido, yang memproklamirkan diri menjadi presiden interim Venezuela pekan lalu.
Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa sanksi ini akan mencegah Maduro mengalihkan lebih banyak sumber daya di Venezuela.
"Sanksi terhadap PDVSA, yang telah menjadi sarana korupsi, akan mencegah pengalihan aset Venezuela oleh Maduro dan melestarikan aset ini untuk rakyat Venezuela," katanya.
Mnuchin juga menyerukan kepada negara-negara sekutu AS agar turut mengakui pemerintahan Guaido.
"Kami meminta sekutu dan mitra kami untuk bergabung dengan AS dalam mengakui Presiden sementara Guaido untuk menghalangi akses dana Maduro," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah mengaminkan transfer kekuasaan di Venezuela dan menyatakan dukungan kepada Guaido. Langkah tersebut kemudian diikuti oleh Kanada, Israel, dan sejumlah negara Amerika Selatan.
Negara-negara besar Eropa, seperti Inggris, Jerman, Prancis, dan Spanyol juga menyatakan akan mengakui Guaido jika pemilu di Venezuela tidak segera dilakukan.
Credit cnnindonesia.com