Arab Saudi memimpin agresi militer di Yaman.
CB,
RIYADH -- Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS)
melakukan pembicaraan via telepon dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio
Guterres pada Selasa (29/1). Mereka membahas tentang upaya penyelesaian
konflik Yaman yang dinilai mulai menampakkan hasil positif.
"Sekjen PBB menyatakan terima kasih atas dukungan Kerajaan (Saudi)
dalam mendorong hasil positif dalam dialog antara pihak-pihak Yaman,"
kata
Saudi Press Agency dalam laporannya mengutip pembicaraan Pangeran MBS dan Guterres.
Pangeran
MBS menyambut apresiasi Guterres dengan menyatakan kesiapan Saudi untuk
mengakhiri konflik Yaman. "Putra mahkota menekankan ketegasan Arab
Saudi pada segala sesuatu yang melayani kepentingan rakyat dan keamanan
serta stabilitas Yaman," menurut
Al Arabiya dalam laporannya.
Saudi
merupakan negara yang memimpin agresi ke Yaman. Serangan militer
dilakukan guna memukul kelompok Houthi yang merongrong pemerintahan
Abd-Rabbu Mansour Hadi. Riyadh diketahui mendukung pemerintahan Mansour
Hadi.
Dalam konflik tersebut, Saudi dan Houthi berusaha
untuk mengontrol pelabuhan Hodeidah yang menjadi pintu masuk utama impor
komersial serta bantuan kemanusiaan untuk Yaman. Saudi sempat menguasai
pelabuhan tersebut dan memblokade akses dari dan menuju Hodeidah.
Hal
itu menyebabkan aliran bantuan untuk Yaman sempat tersendat. Akibatnya,
negara itu dilanda krisis kemanusiaan yang semakin memburuk setiap
harinya.
Saat ini PBB sedang berupaya menyelamatkan
kesepakatan yang telah dicapai kedua belah pihak pada Desember tahun
lalu. Kesepakatan itu mengatur tentang penarikan pasukan masing-masing
dari pelabuhan Hodeidah.
Namun Saudi dan Houthi masih belum
bersepakat tentang siapa yang akan mengontrol pelabuhan jika pasukannya
masing-masing ditarik dari sana.
Konflik Yaman telah
berlangsung selama empat tahun. Lebih dari 10 ribu orang telah tewas
selama peperangan berlangsung, sementara sekitar 3 juta lainnya
mengungsi.