Pengeboman tersebut terjadi enam hari usai referendum Muslim Bangsamoro,
CB, MANILA—
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengatakan ledakan kembar yang
menewaskan 20 orang di sebuah gereja di pulau bagian selatan Filipina
pada akhir pekan lalu kemungkinan serangan bunuh diri, mengutip taklimat
yang disampaikan para panglima kepadanya.
Komentar
Duterte berbeda dari pernyataan-pernyataan para perwira militer dan
kepolisian pada Selasa (29/1), yang mengatakan bom-bom di dalam dan di
luar gereja di Jolo tampaknya diledakkan dari jarak jauh.
Gambar dari kamera keamanan mengenai para tersangka, yang diyakini memasang bom-bom tersebut, telah diperlihatkan kepada media.
Jika
bisa dipastikan kebenarannya, pengeboman itu akan menjadi salah satu
kasus pertama yang diketahui sebagai serangan bunuh diri di Filipina dan
akan sesuai dengan klaim ISIS melalui kantor beritanya,
Amaq, pada Senin pagi.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Bom
itu meledak. Itu terorisme dan bunuh diri. Anda tidak dapat membawa
tas-tas plastik, Anda akan ditanya oleh polisi, militer ketika Anda bawa
tas pungung," kata Duterte ketika ditanya oleh wartawan untuk
menjelaskan keterangan sebelumnya.
Dia menambahkan, "Tetapi Anda dapat melihat semua potongan daging. Kami bahkan melangkahinya."
Ketika
ditanya secara terpisah tentang komentar Duterte, Menteri Pertahanan
Delfin Lorenzana mengatakan kemungkinan ledakan kedua dilakukan oleh
seorang pengebom bunuh diri.
"Bom pertama yang meledak di dalam gereja tampak ditinggalkan oleh seorang wanita," ujarnya.
Sementara
bom kedua yang meledak di pintu masuk sekitar satu setengah menit
kemudian, menurut Lorenzana, mungkin dilakukan pengebom bunuh diri
seperti terindikasi oleh bagian-bagian tubuh yang terserak.
Pengeboman
tersebut terjadi enam hari setelah penyelenggaraan referendum mengenai
otonomi bagi kawasan yang sebagian besar berpenduduk orang-orang Islam
itu.
Lebih 100 orang menderita cedera selain 20
orang tewas di Jolo dalam salah satu serangan paling mematikan dalam
beberapa tahun belakangan di kawasan yang dilanda ketakstabilan.