MOSKOW
- Media Rusia memicu kegemparan di media sosial setelah merilis
foto-foto dan video yang menunjukkan dua jet tempur Su-35 Moskow
mempermalukan empat jet tempur F/A-18 Super Hornet Amerika Serikat (AS)
dan empat jet tempur F-15 Jepang. Salah satu pesawat Moskow terlihat
membidik sebuah F/A-18 AS di udara.
Dokumentasi itu dirilis media Rusia, mil.ru, hari Senin (28/1/2019). Foto dan video diklaim diambil dari wilayah udara di dekat Timur Jauh Rusia.
Laporan yang dikutip surat kabar Pravda mengatakan dua jet tempur Su-35 Moskow mendeteksi empat pesawat F/A-18 Angkatan Udara AS yang mendekati wilayah Rusia. Seorang komandan militer Moskow membuat keputusan untuk memantau pendekatan "para tamu" tersebut.
Dokumentasi itu dirilis media Rusia, mil.ru, hari Senin (28/1/2019). Foto dan video diklaim diambil dari wilayah udara di dekat Timur Jauh Rusia.
Laporan yang dikutip surat kabar Pravda mengatakan dua jet tempur Su-35 Moskow mendeteksi empat pesawat F/A-18 Angkatan Udara AS yang mendekati wilayah Rusia. Seorang komandan militer Moskow membuat keputusan untuk memantau pendekatan "para tamu" tersebut.
Salah satu dari dua jet Rusia terbang menuju F/A-18 yang terbang bersama kelompoknya. Pesawat tempur Amerika itu didekati di sebelah kanan.
Awak F/A-18 mengambil gambar jet tempur Su-35 yang mendekat. Para kru Su-35 melakukan hal yang sama dan mengirimkan gambar-gambar musuh tersebut ke pusat komando di darat.
Masih menurut surat kabar itu, Amerika tidak menyukai keunggulan Su-35 di udara sehingga mereka memanggil empat jet tempur F-15 dari Angkatan Udara Jepang untuk meminta bantuan. Kelompok pesawat tempur Tokyo itu tidak dapat mencegat jet tempur Moskow karena kemampuan manuvernya di udara.
Para komentator Rusia ramai-ramai mencap insiden itu sebagai bukti keunggulan total Rusia dan penghinaan total terhadap Amerika.
Juru bicara Komando Eropa AS, Letnan Joe Hontz, mengatakan kepada Business Insider, Selasa (29/1/2019) bahwa pesawat dan kapal AS secara rutin berinteraksi dengan unit Rusia di wilayah udara dan laut internasional. "Sebagian besar interaksi aman dan profesional," katanya.
"Kecuali jika interaksi tidak aman, kami tidak akan membahas detail spesifik," ujar Hontz. Dia menolak mengomentari laporan media Moskow tersebut.
Credit sindonews.com