Jumat, 05 April 2019

Pentagon Akan Sebar Satelit Pendeteksi Rudal Hipersonik Rusia



Pentagon Akan Sebar Satelit Pendeteksi Rudal Hipersonik Rusia
Pesawat jet tempur MiG-31 Rusia saat menguji terbang rudal hipersonik Kinzhal. Foto/Sputnik/Evgeny Biyatov


WASHINGTON - Pentagon berencana untuk menyebarkan satelit yang mampu mendeteksi rudal hipersonik Rusia. Keputusan itu dilatarbelakangi oleh perkembangan dari kendaraan peluncur hipersonik (HGV) yang terus dikembangkan oleh Rusia dan China.

Kendaraan peluncur itu mampu bermanuver di tengah penerbangan dan membuat lintasan mereka tidak dapat diprediksi oleh sistem pertahanan rudal sehingga membuat sistem pertahanan tersebut menjadi tidak berguna.

Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat untuk Kebijakan John Rood, seperti dikutip Sputnik, Jumat (5/4/2019), mengatakan Pentagon berencana untuk mulai menyebarkan "sensor berbiaya rendah" ke orbit Bumi yang mampu mendeteksi peluncuran rudal hipersonik dan melacaknya. 

Pengumuman itu dibuat selama rapat dengar pendapat dengan Komite Layanan Angkatan Bersenjata Senat AS, di mana Rood menanggapi pertanyaan tentang bagaimana AS akan melawan senjata hipersonik.

Pada saat yang sama, wakil menteri itu gagal memberikan perincian tentang bagaimana Pentagon berencana untuk menjatuhkan rudal hipersonik. Menurutnya, militer sedang berupaya mengembangkan cara untuk memengaruhi misil hipersonik musuh selama penerbangan.

Selama rapat dengar pendapat yang ditujukan untuk permintaan anggaran militer, Rood secara khusus menekankan perlunya mengembangkan pertahanan terhadap rudal hipersonik. Dia mengakui bahwa Rusia dan China mengembangkan senjata canggih, termasuk kendaraan peluncur hipersonik (HGV). 

Wakil menteri mencatat bahwa rudal seperti itu mampu bermanuver di atmosfer, sehingga membuat lintasan mereka tidak dapat diprediksi oleh sistem pertahanan rudal.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mempresentasikan rudal hipersonik 3M22 Zircon beberapa waktu lalu. Dia mengungkapkan bahwa misil itu dapat mencapai kecepatan lebih dari 9 Mach dan menyerang target baik di laut maupun di darat dengan jarak hingga 1.000 kilometer. 





Credit  sindonews.com