Kolombo, Sri Lanka (CB) - Beberapa ledakan bom yang ditujukan ke
gereja dan hotel di Sri Lanka saat Paskah, Ahad, menewaskan sedikitnya
207 orang dan melukai 450 orang lagi, demikian laporan media lokal yang
mengutip keterangan juru bicara polisi.
Menurut harian yang dikelola pemerintah, Daily News, sebanyak delapan ledakan --enam di antaranya pada Ahad pagi dan sisanya pada siang hari-- dilaporkan terjadi di dalam dan luar Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo.
Pada Ahad pagi, gereja di Kota Kochchikade, Negombo dan Batticaloa,l serta Hotel Kingsbury, Cinnamon Grand dan Shangri La menjadi sasaran.
Setelah ledakan, personel pasukan polisi khusus dikerahkan di Bandar Udara Internasional Banadaranaike di Kolombo untuk mencegah kemungkinan serangan di sana.
Polisi Sri Lanka mengatakan satu van yang diduga digunakan untuk membawa tersangka dan peledak ke Kolombo ditemukan dan pengemudinya ditangkap di Kota Wellawatte di Sri Lanka Timur pada Ahad malam, demikian laporan harian lokal Daily Mirror.
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena menyeru warganya agar tenang dan mengatakan ia "telah menginstruksikan lembaga pemerintah agar segera bertindak", demikian laporan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi..
Sementara itu MJenteri Negara Sri Lanka Urusan Pertahanan Dinendra Ruwan Wijewardene mengumumkan jam malam selama 12 jam, yang berlaku pada pukul 18.00 waktu setempat (19.30 WIB).
Ia menggambarkan serangkaian serangan bom tersebut sebagai "serangan teroris oleh kaum fanatik".
Media sosial dan aplikasi pesan singkat juga diblokir di seluruh negeri itu guna mencega penyebaran keterangan yang menyesatkan dan desas-desus, kata Daily News.
Menteri Pendidikan Viraj Kariyawasam mengumumkan bahwa sekolah tetap tutup selam dua hari, kata surat kabar tersebut.
Belakangan, ledakan ketujuh ditujukan ke satu hotel bintang-tiga di dekat kebun binatang di Dehiwala.
Ledakan kedelapan terjadi di satu rumah yang berada di pinggir Kota Kolombo, Dermatagoda, ketika petugas keamanan berusaha menyerbu satu rumah sejalan dengan penyelidikan mengenai ledakan itu, kata media setempat.
Lembaga penyiaran lokal, Derana, dengan mengutip keterangan sumber polisi, menyatakan beberapa tersangka dibekuk setelah serangan bom itu.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut,
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe telah menyerukan pertemuan Dewan Keamanan Nasional di rumahnya. "Saya dengan keras mengutuk serangan pengecut ini terhadap rakyat kita hari ini. Saya menyeru semua warga Sri Lanka selama masa tragis ini untuk tetap bersatu dan teguh," kata PM Sri Lanka itu di dalam satu cuitan di Twitter.
Pasukan keamanan Sri Lanka terlibat perang melawan Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE), organisasi gerilyawan yang berusaha memisahkan Negara Tamil di beberapa bagian utara dan timur negara pulau tersebut. Pertempuran tersebut berakhir pada Mei 2009.
Sebanyak 1,5 juta orang Kristen, yang merupakan tujuh persen dari seluruh rakyat Sri Lanka dan kebanyakan penganut Katholik, diperkirakan tinggal di negeri itu.
Menurut harian yang dikelola pemerintah, Daily News, sebanyak delapan ledakan --enam di antaranya pada Ahad pagi dan sisanya pada siang hari-- dilaporkan terjadi di dalam dan luar Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo.
Pada Ahad pagi, gereja di Kota Kochchikade, Negombo dan Batticaloa,l serta Hotel Kingsbury, Cinnamon Grand dan Shangri La menjadi sasaran.
Setelah ledakan, personel pasukan polisi khusus dikerahkan di Bandar Udara Internasional Banadaranaike di Kolombo untuk mencegah kemungkinan serangan di sana.
Polisi Sri Lanka mengatakan satu van yang diduga digunakan untuk membawa tersangka dan peledak ke Kolombo ditemukan dan pengemudinya ditangkap di Kota Wellawatte di Sri Lanka Timur pada Ahad malam, demikian laporan harian lokal Daily Mirror.
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena menyeru warganya agar tenang dan mengatakan ia "telah menginstruksikan lembaga pemerintah agar segera bertindak", demikian laporan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi..
Sementara itu MJenteri Negara Sri Lanka Urusan Pertahanan Dinendra Ruwan Wijewardene mengumumkan jam malam selama 12 jam, yang berlaku pada pukul 18.00 waktu setempat (19.30 WIB).
Ia menggambarkan serangkaian serangan bom tersebut sebagai "serangan teroris oleh kaum fanatik".
Media sosial dan aplikasi pesan singkat juga diblokir di seluruh negeri itu guna mencega penyebaran keterangan yang menyesatkan dan desas-desus, kata Daily News.
Menteri Pendidikan Viraj Kariyawasam mengumumkan bahwa sekolah tetap tutup selam dua hari, kata surat kabar tersebut.
Belakangan, ledakan ketujuh ditujukan ke satu hotel bintang-tiga di dekat kebun binatang di Dehiwala.
Ledakan kedelapan terjadi di satu rumah yang berada di pinggir Kota Kolombo, Dermatagoda, ketika petugas keamanan berusaha menyerbu satu rumah sejalan dengan penyelidikan mengenai ledakan itu, kata media setempat.
Lembaga penyiaran lokal, Derana, dengan mengutip keterangan sumber polisi, menyatakan beberapa tersangka dibekuk setelah serangan bom itu.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut,
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe telah menyerukan pertemuan Dewan Keamanan Nasional di rumahnya. "Saya dengan keras mengutuk serangan pengecut ini terhadap rakyat kita hari ini. Saya menyeru semua warga Sri Lanka selama masa tragis ini untuk tetap bersatu dan teguh," kata PM Sri Lanka itu di dalam satu cuitan di Twitter.
Pasukan keamanan Sri Lanka terlibat perang melawan Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE), organisasi gerilyawan yang berusaha memisahkan Negara Tamil di beberapa bagian utara dan timur negara pulau tersebut. Pertempuran tersebut berakhir pada Mei 2009.
Sebanyak 1,5 juta orang Kristen, yang merupakan tujuh persen dari seluruh rakyat Sri Lanka dan kebanyakan penganut Katholik, diperkirakan tinggal di negeri itu.
Credit antaranews.com