Rabu, 10 April 2019

Blok Arab Kritik Sikap PBB soal Sengketa Dataran Tinggi Golan


Blok Arab Kritik Sikap PBB soal Sengketa Dataran Tinggi Golan
Ilustrasi Dataran Tinggi Golan. (REUTERS/Omar Sanadiki)



Jakarta, CB -- Negara-negara Arab bertemu dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (8/4) guna membahas klaim Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, soal Dataran Tinggi Golan yang dianggap wilayah Israel. Mereka mempertanyakan mengapa lembaga itu tidak menyampaikan kecaman atas sikap AS yang tidak sesuai dengan resolusi.

PBB dalam Resolusi 497 menyatakan pencaplokan Dataran Tinggi Golan oleh Israel dibatalkan dan tak berlaku.

"Dewan Keamanan telah mengambil keputusan. Resolusi itu sangat jelas. Kawasan yang dikuasai Israel harus dilepaskan," ujar Menteri Luar Negeri Tunisia, Khemais Jhinaoui, seperti dilansir Channel NewsAsia, Selasa (9/4).


Perwakilan Liga Arab, Maged Abdelaziz, mengatakan keputusan PBB akan dibahas dalam pertemuan bersama Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan menteri-menteri Arab di Moskow pekan depan.


Dalam KTT Liga Arab di Tunisia bulan lalu, para petinggi mencela keputusan AS mengakui Golan sebagai kawasan Israel, terutama setelah Trump mendeklarasikan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada 2017.

Suriah tidak menghadiri KTT itu karena ditangguhkan dari Liga Arab pada 2011. Pada pertemuan Dewan Keamanan bulan lalu yang diadakan atas permintaan Suriah, keputusan Trump dikecam sebagai pelanggaran hukum internasional seperti yang sudah diatur resolusi PBB.

Empat negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yaitu Inggris, China, Perancis, dan Rusia, mengatakan mereka akan tetap melihat Golan sebagai daerah yang diduduki Israel. 

Setelah Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, negara-negara Arab memberikan resolusi mengutuk itu kepada Majelis Umum dan mendapat banyak dukungan.

Trump dikritik keras ketika menandatangani keputusan itu bulan lalu saat AS mengakui kekuasaan Israel atas dataran tinggi strategis itu dalam perang Timur Tengah 1867 dan pencaplokannya pada 1981.

Keputusan AS mengakui Golan datang ketika sekutu Eropa dan Arab sedang menunggu pengajuan rencana AS atas perdamaian di Timur Tengah.




Credit  cnnindonesia.com