Selasa, 22 Mei 2018

Isyarat Berkoalisi, Moqtada al-Sadr Temui PM Irak


Ulama Syiah Irak Moqtada al-Sadr (kiri) berbicara saat konferensi pers dengan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi di Baghdad, Irak 20 Mei 2018. Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via REUTERS
Ulama Syiah Irak Moqtada al-Sadr (kiri) berbicara saat konferensi pers dengan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi di Baghdad, Irak 20 Mei 2018. Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via REUTERS

CB, Jakarta - Pemenang pemilu Irak yang juga pemimpin Syiah, Moqtada al-Sadr, bertemu dengan Perdana Menteri Haider al-Abadi, Sabtu, 19 Mei 2018.
"Pertemuan tersebut berlangsung lebih kurang 24 jam setelah pemimpin koalisi Syiah-Partai Komunis itu dinyatakan menang pemilihan umum parlemen. Ini sebagai isyarat keduanya akan membentuk koalisi," Reuters melaporkan, Ahad, 20 Mei 2018.


Ulama Syiah Irak Moqtada al-Sadr berbicara dalam konferensi pers dengan politisi Irak Ammar al-Hakim, pemimpin Arus Hikma, di Najaf, Irak 17 Mei 2018. REUTERS/Alaa al-Marjani
"Selama pertemuan berlangsung, kami sepakat kerja sama termasuk dengan beberapa partai lain untuk membentuk sebuah pemerintahan baru Irak," kata Abadi dalam acara jumpa pers bersama. "Koalisi ini akan menjadi sebuah pemerintahan yang kuat, sanggup melayani masyarakat, baik keamanan maupun demi kemakmuran ekonomi," ucapnya.
Sadr, yang sudah lama melawan Amerika Serikat dan menentang pengaruh Iran di Irak, tidak bisa menjadi Perdana Menteri karena dia tidak ikut dalam pemilihan umum.


Ulama Syiah Irak Moqtada al-Sadr berbicara dengan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi di Baghdad, Irak 20 Mei 2018. Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via REUTERS
Meskipun demikian, kemenangan aliansi yang dipimpinnya menempatkan dia memiliki posisi kuat untuk bernegosiasi. Aliansi Sairoon yang dia pimpin meraih 54 kursi di parlemen, 12 kursi di atas raihan Abadi. "Pintu kami terbuka bagi siapapun yang ingin membangun bangsa dan itu adalah keputusan bangsa Irak," kata Sadr.




Credit  tempo.co