CB, Jakarta - SpaceX sukses meluncurkan roket
paling kuat di dunia yang diberi nama Falcon Heavy. Roket ini
membawa mobil sport merah yang bertujuan untuk melakukan perjalanan
tanpa akhir melewati Mars.
Itu membuat SpaceX, perusahaan yang dipimpin oleh CEO Tesla, Elon Musk, menjadi pemilik roket operasional paling kuat di dunia. Roket tersebut memiliki tinggi 23 lantai dan diyakini sebagai yang terbaik yang pernah ada.
Falcon Heavy terbang pada Selasa, 6 Februari 2018, sekitar pukul 15.45 waktu setempat dari Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat. Landasan peluncuran yang sama yang digunakan NASA hampir 50 tahun yang lalu untuk mengirim manusia ke Bulan.
"Saya masih berusaha menyerap segala sesuatu yang terjadi karena
masih tidak percaya dengan kesuksesan ini," kata Musk setelah
peluncuran.
Di atas roket yang sekarang menuju ruang angkasa terdapat mobil pribadi Tesla (TSLA) milik Musk. Di kemudinya diletakkan boneka berpakaian astronot dan mobil itu memutar lagu milik David Bowie's "Space Oddity" tanpa henti. Mobil sport merah itu akan mengorbit matahari sebelum sampai ke Mars, seperti dikutip dari ABC Online.
Musk tahun lalu mengungkapkan rencananya untuk menempatkan mobilnya pada penerbangan Falcon Heavy yang perdana. Ketika ditanya di Twitter mengapa dia ingin membuang kendaraan seharga US$ 100.000, dia menjawab, "Saya suka membayangkan sebuah mobil yang hanyut tanpa henti melintasi angkasa dan mungkin ditemukan oleh ras asing jutaan tahun di masa depan."
Ribuan penonton di Florida bisa terdengar bersorak sorai menyaksikan livestream peluncuran Falcon Heavy. Sedikitnya 3 juta orang dilaporkan menyaksikan peluncuran roket itu.
Lepas landas roket itu bukanlah satu-satunya hal yang menakjubkan tentang peluncuran ini.
Dalam prestasi yang tidak pernah dilihat sebelumnya, SpaceX juga berhasil mengarahkan dua pendorong roket pertama Falcon Heavy untuk mendarat tegak di Bumi. Keduanya masuk kembali atmosfer bumi dan mendarat bersamaan di landasan pendaratan Kennedy Space Center.
"Itu mungkin hal paling mengasyikkan yang pernah saya lihat - secara harfiah," kata Musk, seperti yang dilansir CNN pada 7 Februari 2018.
Falcon Heavy adalah kombinasi dari tiga Falcon 9, roket yang digunakan perusahaan untuk mengirimkan barang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dan mengangkat satelit.
Namun Falcon Heavy bukanlah roket yang paling kuat dalam sejarah. Kehormatan itu milik roket Saturnus milik NASA, yang digunakan untuk pendaratan misi Apollo di bulan dan pensiun pada tahun 1970an.
Itu membuat SpaceX, perusahaan yang dipimpin oleh CEO Tesla, Elon Musk, menjadi pemilik roket operasional paling kuat di dunia. Roket tersebut memiliki tinggi 23 lantai dan diyakini sebagai yang terbaik yang pernah ada.
Falcon Heavy terbang pada Selasa, 6 Februari 2018, sekitar pukul 15.45 waktu setempat dari Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat. Landasan peluncuran yang sama yang digunakan NASA hampir 50 tahun yang lalu untuk mengirim manusia ke Bulan.
Di atas roket yang sekarang menuju ruang angkasa terdapat mobil pribadi Tesla (TSLA) milik Musk. Di kemudinya diletakkan boneka berpakaian astronot dan mobil itu memutar lagu milik David Bowie's "Space Oddity" tanpa henti. Mobil sport merah itu akan mengorbit matahari sebelum sampai ke Mars, seperti dikutip dari ABC Online.
Musk tahun lalu mengungkapkan rencananya untuk menempatkan mobilnya pada penerbangan Falcon Heavy yang perdana. Ketika ditanya di Twitter mengapa dia ingin membuang kendaraan seharga US$ 100.000, dia menjawab, "Saya suka membayangkan sebuah mobil yang hanyut tanpa henti melintasi angkasa dan mungkin ditemukan oleh ras asing jutaan tahun di masa depan."
Ribuan penonton di Florida bisa terdengar bersorak sorai menyaksikan livestream peluncuran Falcon Heavy. Sedikitnya 3 juta orang dilaporkan menyaksikan peluncuran roket itu.
Lepas landas roket itu bukanlah satu-satunya hal yang menakjubkan tentang peluncuran ini.
Dalam prestasi yang tidak pernah dilihat sebelumnya, SpaceX juga berhasil mengarahkan dua pendorong roket pertama Falcon Heavy untuk mendarat tegak di Bumi. Keduanya masuk kembali atmosfer bumi dan mendarat bersamaan di landasan pendaratan Kennedy Space Center.
"Itu mungkin hal paling mengasyikkan yang pernah saya lihat - secara harfiah," kata Musk, seperti yang dilansir CNN pada 7 Februari 2018.
Falcon Heavy adalah kombinasi dari tiga Falcon 9, roket yang digunakan perusahaan untuk mengirimkan barang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dan mengangkat satelit.
Namun Falcon Heavy bukanlah roket yang paling kuat dalam sejarah. Kehormatan itu milik roket Saturnus milik NASA, yang digunakan untuk pendaratan misi Apollo di bulan dan pensiun pada tahun 1970an.
Credit TEMPO.CO