CB, Jakarta - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi
sepakat menyerahkan pengelolaan masjid terbesar di Belgia kepada
pemerintah setempat. Pemerintah Belgia menyewakan pengelolaan Mesjid
Besar (Grand Mosque) kepada Saudi pada 1969 selama 99 tahun secara gratis.
Detail kesepakatan ini akan dipublikasikan pada Februari 2018.
Ini membuat pemerintah Saudi memiliki akses penuh untuk mengelola mesjid dan mengirim para imam untuk memimpin komunitas Muslim setempat. Sebagai imbalannya, Belgia mendapatkan suplai minyak dengan harga lebih murah untuk kebutuhan industrinya.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud berbincang dengan putranya, Pangeran Mohammed bin Salman. REUTERS
"Sikap Belgia untuk mengajukan permintaan ini kepada Arab Saudi, yang
merupakan investor besar dan pembeli senjata, berbeda dengan sikap para
diplomat Uni Eropa yang enggan karena khawatir menggangu hubungan
komersial dan keamanan," begitu dilansir Reuters, Senin, 12 Februari
2018.
Kesepakatan ini terjadi pada Januari 2018 dan bersamaan dengan sikap Arab Saudi untuk menghentikan semua dukungan terhadap mesjid dan sekolah agama yang dianggap menyebarkan paham radikal.
Diplomat Belgia, Dirk Achten, menyebut sikap Saudi ini sebagai peluang positif. "Saudi sekarang berdialog tanpa tabu," kata dia kepada parlemen Belgia.
Pemerintah Belgia mengajukan permintaan ini atas desakan dari parlemen. Pemerintah setempat merasa khawatir mesjid ini akan digunakan oleh penceramah tertentu untuk menyebarkan paham radikalisme.
Pengelola masjid menolak adanya paham radikal disebarkan dalam ceramah di masjid. Namun, pemerintah Eropa merasa khawatir setelah munculnya rencana serangan radikal Islam yang terlibat dalam penyerangan di Paris pada 2015 dan menewaskan sekitar 130 orang. Lalu ada peristiwa teror pada 2016 di Belgia, yang menewaskan 32 orang.
Menurut informasi dari lembaga keamanan Belgia, OCAD/OCAM, ada penganut paham Wahabi yang mempromosikan ide radikal di masjid ini pada 2016. "Masjid ini memiliki pengaruh untuk digunakan menyebarkan paham kebencian," kata seorang pejabat keamanan Belgia. "Tidak ada yang memperhatikan selama puluhan tahun."
Saat ini, pemerintah Saudi sedang menggelar reformasi untuk membawa negaranya menjadi moderat dan menghargai perbedaan pandangan dan agama.
Detail kesepakatan ini akan dipublikasikan pada Februari 2018.
Ini membuat pemerintah Saudi memiliki akses penuh untuk mengelola mesjid dan mengirim para imam untuk memimpin komunitas Muslim setempat. Sebagai imbalannya, Belgia mendapatkan suplai minyak dengan harga lebih murah untuk kebutuhan industrinya.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud berbincang dengan putranya, Pangeran Mohammed bin Salman. REUTERS
Kesepakatan ini terjadi pada Januari 2018 dan bersamaan dengan sikap Arab Saudi untuk menghentikan semua dukungan terhadap mesjid dan sekolah agama yang dianggap menyebarkan paham radikal.
Diplomat Belgia, Dirk Achten, menyebut sikap Saudi ini sebagai peluang positif. "Saudi sekarang berdialog tanpa tabu," kata dia kepada parlemen Belgia.
Pemerintah Belgia mengajukan permintaan ini atas desakan dari parlemen. Pemerintah setempat merasa khawatir mesjid ini akan digunakan oleh penceramah tertentu untuk menyebarkan paham radikalisme.
Pengelola masjid menolak adanya paham radikal disebarkan dalam ceramah di masjid. Namun, pemerintah Eropa merasa khawatir setelah munculnya rencana serangan radikal Islam yang terlibat dalam penyerangan di Paris pada 2015 dan menewaskan sekitar 130 orang. Lalu ada peristiwa teror pada 2016 di Belgia, yang menewaskan 32 orang.
Menurut informasi dari lembaga keamanan Belgia, OCAD/OCAM, ada penganut paham Wahabi yang mempromosikan ide radikal di masjid ini pada 2016. "Masjid ini memiliki pengaruh untuk digunakan menyebarkan paham kebencian," kata seorang pejabat keamanan Belgia. "Tidak ada yang memperhatikan selama puluhan tahun."
Saat ini, pemerintah Saudi sedang menggelar reformasi untuk membawa negaranya menjadi moderat dan menghargai perbedaan pandangan dan agama.
Credit TEMPO.CO