Ilustrasi. (Reuters/Thomas Peter)
Keputusan ini dilaporkan oleh China Daily pada Selasa (13/2), mengutip pernyataan seorang pejabat Korporasi Nuklir Nasional China (CNNC) yang enggan diungkap identitasnya.
Menurut sumber tersebut, proses pengisian bahan bakar untuk reaktor nuklir Westinghouse pertama di dunia itu seharusnya sudah dimulai sejak tahun lalu, yang kemudian dilanjutkan dengan uji coba selama enam bulan sebelum penuh beroperasi pada 2018.
Namun kini, proses pengisian bahan bakar itu ditunda karena China masih mencoba memastikan proyek tersebut benar-benar memenuhi standar keselamatan paling tinggi.
Keputusan ini membuat nasib proyek tersebut semakin tidak jelas karena reaktor itu seharusnya sudah mulai beroperasi sejak 2014 lalu.
Westinghouse sendiri belum dapat dihubungi oleh Reuters. Perusahaan Jepang ini menyepakati pembangunan empat unit reaktor nuklir AP1000 di dua situs di China pada 2007 lalu.
Namun, Westinghouse mulai kehabisan dana pada Maret tahun lalu karena membiayai empat reaktor nuklir di Amerika Serikat.
Sementara itu, China dianggap sebagai salah satu negara yang kemungkinan bakal mengandalkan sektor nuklir untuk mengurangi polusi udara akibat listrik dari pembakaran batu bara.
Saat ini, China memasang target dapat memiliki kapasitas nuklir hingga 58 gigawatts hingga akhir 2020. China juga menargetkan memiliki listrik 30 gigawatt pada akhir dekade ini.
Pembangunan nuklir ini mulai terhambat pada 2011, setelah bencana di Fukushima, Jepang.
Credit cnnindonesia.com