Rabu, 14 Februari 2018

Pinisi Masuk Warisan Budaya tak Benda UNESCO



Menlu Retno Marsudi menerima sertifikat penetapan Warisan Budaya tak Benda Dunia dari Dubes RI untuk Prancis sekaligus Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Hotmangaradja Pandjaitan, di Gedung Kemenlu pada Selasa (13/2).

Menlu Retno Marsudi menerima sertifikat penetapan Warisan Budaya tak Benda Dunia dari Dubes RI untuk Prancis sekaligus Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Hotmangaradja Pandjaitan, di Gedung Kemenlu pada Selasa (13/2).
Foto: Kemlu.go.id



Indonesia telah mengantongi sembilan Warisan Budaya tak Benda UNESCO.


CB, JAKARTA -- Seni pembuatan perahu di Sulawesi Selatan, Pinisi, ditetapkan menjadi salah satu Warisan Budaya tak Benda Dunia oleh UNESCO. Ditetapkannya Pinisi sebagai Warisan Budaya tak Benda Dunia adalah kebanggaan besar bagi rakyat Indonesia.


Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, saat menerima sertifikat penetapan Warisan Budaya tak Benda Dunia dari Dubes RI untuk Prancis sekaligus Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Hotmangaradja Pandjaitan, di Gedung Kemenlu pada Selasa (13/2) lalu.

Dari siaran pers Kementerian Luar Negeri disebutkan, penetapan warisan budaya tak benda dunia itu dilakukan pada 7 Desember tahun lalu di KoreaSelatan (Korsel). Namun Retno mengingatkan bahwa penetapan UNESCO itu bukanlah tujuan akhir, melainkan hanya sarana untuk mendukung pelestarian budaya nasional.


"Setiap penetapan yang diberikan UNESCO kepada budaya atau kekayaan alam Indonesia perlu diikuti dengan kebijakan pelestarian yang baik, termasuk penyuluh kepada masyarakat," ujarnya lebih lanjut.


Retno juga menekankan kesiapan Kemenlu untuk terus bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait dalam melestarikan budaya dan kekayaan alam nasional.


photo

Kapal Pinisi.



Penetapan Pinisi ini menjadi tanda bahwa Indonesia telah mengantongi sembilan Warisan Budaya tak Benda UNESCO. Warisan budaya tak benda dunia lainnya adalah Keris, Pertunjukan Wayang, Batik, PelatihanMembatik, Angklung, Tari Saman, Noken Papua, dan Tari Bali.


Kemudian target Indonesia untuk 2018 adalah keberhasilan nominasi Pantun, yang merupakan nominasi gabungan bersama Malaysia. Sedangkan untuk target 2019, nominasi yang ditargetkan adalah Pencak Silat.


Hotmangaradja Pandjaitan menegaskan kesiapan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris untuk terus mengawal proses nominasi Pantun dan Pencak Silat. "Pengakuan UNESCO terhadap kekayaan alam dan budaya Indonesia adalah dorongan bagi kita untuk selalu merawat alam dan budaya sekaligus untuk menebalkan rasa cinta Tanah Air," tuturnya.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID