Kamis, 26 Oktober 2017

Trump didamprat habis-habisan koleganya, disebut sembrono dan abnormal


Trump didamprat habis-habisan koleganya, disebut sembrono dan abnormal
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (REUTERS/Joshua Roberts)
Kita harus berhenti berpura-pura menganggap normal degradasi politik dan prilaku beberapa pihak di lembaga eksekutif kita saat ini. Semuanya tidak normal

Jakarta (CB) - Senator Jeff Flake dari Partai Republik daerah pemilihan Arizona, Selasa waktu setempat, melancarkan serangan sangat keras kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump ketika mengumumkan tidak akan lagi mencalonkan diri sebagai senator pada Pemilu Sela tahun depan.

Dia berkata kepada kolega-kolega Partai Republiknya di Senat bahwa dia sudah tidak mau lagi terlibat dalam pemerintahan yang sembrono dan tidak normal ini.

Jeff Flake berpidato selama 17 menit di Senat, beberapa jam setelah Trump bertemu dengan para senator Republik untuk menjembatani hubungan dia dengan partainya sendiri demi meloloskan prakarsa reformasi pajaknya.

Flake, yang duduk di Senat sejak 2013 dan menjadi kritikus utama Trump, berpidato sangat emosional dengan berulang kali terlihat menghentikan kalimatnya ketika menyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi pada Pemilu Sela tahun depan.

"Serangan pribadi, mengancam prinsip-prinsip, kebebasan dan lembaga-lembaga, pengabaian terang-terangan terhadap kebenaran dan kesantunan, provokasi dengan alasan yang picik sekali, tidak ada satu pun dari prilaku-prilaku mengerikan dalam politik kita sekarang itu yang harus dianggap normal," kata senator berusia 54 tahun itu.

"Kita harus berhenti berpura-pura menganggap normal degradasi politik dan prilaku beberapa pihak di lembaga eksekutif kita saat ini. Semuanya tidak normal," kata Flake seperti dikutip AFP.

Flake bahkan menyebut tingkah laku Presiden Trump yang disebutnya sembrono, keterlaluan dan tidak bermartabat itu sudah tidak bisa dimaafkan lagi.

Flake juga menyerang habis-habisan Trump atas kebiasannya berkomunikasi lewat Twitter dan menyerang kolega-koleganya di Partai Republik karena berdiam diri ketika mulut Trump tak henti mengeluarkan cemoohan.

"Pandangan bahwa orang harus tetap diam karena norma dan nilai yang membuat Amerika tetap kuat telah dirusak dan karena aliansi dan kesepakatan yang memastikan kestabilan seisi dunia berulang kali diancam oleh pandangan yang hanya disampaikan lewat pesan 140 karakter," kata dia merujuk batas maksimal karakter pesan komunikasi dalam Twitter.

"Politik dapat membuat kita diam ketika kita mesti berbicara dan diam secara seimbang," sambung sang senator yang menyerang politik gaya Trump dalam buku berjudul "Conscience of a Conservative."

"Saya punya anak dan cucu untuk menjawabnya. Saya tidak mau terlibat atau bungkam seribu bahasa. Saya umumkan hari ini bahwa bakti saya di Senat akan selesai pada akhir masa jabatan saya awal Januari 2019."




Credit  antaranews.com