JAKARTA (CB) - Banyak negara berebut untuk melakukan investasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Namun, hingga saat ini Indonesia masih belum berani untuk memberikan kesempatan tersebut.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Natsir mengatakan, saat ini pihaknya sudah menyiapkan rekayasa daya eksperimen (Rde) nuklir power plant yang dibangun untuk edukasi. Ia melanjutkan, tahun 2016 pihaknya mencoba melakukan proses pembangunan.
"Yang komersial urusannya Kementerian ESDM. Kami adalah urusan riset. Sosialisasi ke masyarakat. Sudah masuk uji tapak di 2015. 2016 mencoba melakukan proses pembangunan dan 2018 commisioning," ucap Natsir saat ditemui di Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian, Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Natsir mengaku dari sisi komersial pihaknya telah siap dengan pembangunan PLTN tersebut. Hanya saja masih banyak masyarakat yang ketakutan dengan adanya tenaga nuklir di Indonesia.
"Saya rasa sudah waktunya pembangunan nuklir. Kalau enggak kita ketinggalan. 2025 sudah harus terbangun reaktor 5 couple selesai. Bisa menghasilkan kalau couple 1400 megawatt (mw). Total 14 ribu mw. Minimal 10 ribu," jelas dia.
Ia juga mengaku akan melakukan kerjasama dan belajar dengan negara lain untuk pembangunan nuklir yaitu Jerman, Finlandia, Rusia, Jepang dan Korea Selatan.
"Negara lain rebutan (investasi nuklir) bukan mau doang. Kita saja yang belum berani atau membuka," tandas dia.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Natsir mengatakan, saat ini pihaknya sudah menyiapkan rekayasa daya eksperimen (Rde) nuklir power plant yang dibangun untuk edukasi. Ia melanjutkan, tahun 2016 pihaknya mencoba melakukan proses pembangunan.
"Yang komersial urusannya Kementerian ESDM. Kami adalah urusan riset. Sosialisasi ke masyarakat. Sudah masuk uji tapak di 2015. 2016 mencoba melakukan proses pembangunan dan 2018 commisioning," ucap Natsir saat ditemui di Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian, Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Natsir mengaku dari sisi komersial pihaknya telah siap dengan pembangunan PLTN tersebut. Hanya saja masih banyak masyarakat yang ketakutan dengan adanya tenaga nuklir di Indonesia.
"Saya rasa sudah waktunya pembangunan nuklir. Kalau enggak kita ketinggalan. 2025 sudah harus terbangun reaktor 5 couple selesai. Bisa menghasilkan kalau couple 1400 megawatt (mw). Total 14 ribu mw. Minimal 10 ribu," jelas dia.
Ia juga mengaku akan melakukan kerjasama dan belajar dengan negara lain untuk pembangunan nuklir yaitu Jerman, Finlandia, Rusia, Jepang dan Korea Selatan.
"Negara lain rebutan (investasi nuklir) bukan mau doang. Kita saja yang belum berani atau membuka," tandas dia.
Credit Okezone