Kamis, 18 Desember 2014

Ini Rute LRT yang Ingin Dibangun di Jakarta



Light Rapit Transit (LRT) yang beroperasi di Kuala Lumpur, Malaysia



JAKARTA,CB - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berniat membangun light rail transit (LRT) pada tahun depan. Transportasi massal berbasis rel itu diklaim sangat cocok diterapkan di Jakarta karena bisa memadukan dua keuntungan sekaligus, yakni daya angkut penumpang yang banyak namun tak perlu membutuhkan banyak lahan.

Deputi Gubernur DKI bidang industri, perdagangan, dan transportasi, Sutanto Suhodo, mengatakan LRT tidak terlalu membutuhkan banyak lahan karena bisa dibangun di atas ruas jalan. Dengan demikian, kegiatan pembebasan lahan bisa diminimalisir.

"Pembebasan tanah itu kan paling susah. Dengan LRT ini bisa menghindari pemembeasan tanah karena bisa dibangun di atas ruas-ruas jalan yang ada," kata Sutanto saat rapat dengan Badan Anggaran DPRD DKI, di Gedung DPRD DKI, Kamis (18/12/2014).

Tak hanya itu, kata Sutanto, fleksibilitas LRT juga memungkinkannya dibangun di antara gedung-gedung. "LRT ini bisa berbelok dengan sudut yang tajam. Beda dengan jenis kereta lainnya," ucap dia.

Sementara dalam hal daya angkut, kata Sutanto, LRT memiliki kapasitas daya angkut yang lebih besar ketimbang monorel ataupun bus transjakarta. Dengan demikian, keberadaannya diklaim bisa menjadi solusi ketimbang menambah jumlah transjakarta.

"Transjakarta dan monorel itu kapasitasnya kecil. Menambah terus transjakarta bukan solusi. Jadi yang pas ini LRT ini sebetulnya," ucap dia. Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Suhodo, ada tujuh jalur LRT yang diusulkan Pemprov DKI ke DPRD DKI.

Jalur-jalur tersebut diklaim merupakan jalur yang padat penumpang dan bisa memindahkan warga yang tinggal di sekitarnya beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

Ketujuh rute tersebut, yakni 1. Kebayoran Lama-Kelapa Gading (21,6 Km) 2. Tanah Abang-Pulo Mas (17,6 km) 3. Joglo-Tanah Abang (11 km) 4. Puri Kembangan-Tanah Abang (9,3 km) 5. Pesing-Kelapa Gading (20,7 km) 6. Pesing-Bandara Soekarno Hatta (18,5 Km) 7. Cempaka Putih-Ancol (10 km).

Anggaran yang dibutuhkan untuk tiap satu rute adalah sekitar Rp 7,5 triliun. "Jalur-jalur ini menghubungkan kawasan permukiman di tepi kota dengan berbagai pusat aktivitas ekonomi," kata Sutanto.




Credit  KOMPAS.com