Amerika Serikat berhasil mengubah
teknologi laser menjadi senjata mematikan melawan persenjataan mahal.
(Ilustrasi/Reuters/Phil Noble)
Senjata laser ini menjalani serangkaian uji coba selama empat bulan dan keberhasilannya memunculkan harapan baru bagi pertahanan AS dalam melawan senjata anti kapal yang murah.
Kepala Badan Penelitian AL Admiral Matthew Klunder mengatakan senjata laser bernilai US$400 juga ini sudah diintegrasikan secara penuh ke sistem persenjataan yang ada di kapal USS Ponce pertengah tahun ini untuk diuji coba selama satu tahun.
"Ini untuk pertama kali dalam sejarah satu sistem senjata energi yang diarahkan telah dikerahkan" ujarnya.
Rekaman video memperlihatkan laser berkekuatan 30 kilowat itu menghancurkan satu drone kecil dalam dua detik, menggosongkan jaringan elektroniknya dan jatuh ke laut sebelum terbakar.
Rekaman lain memperlihatkan senjata itu mensasar peluncur granat di atas satu kapal kecil yang teletak jauh dari kapal USS Ponce, dan alat itu meledak setelah ditembak senjat laser ini.
|
Penggunaan senjata ini dilakukan ketika Pentagon khawatir kehilangan keunggulan di bidang teknologi setelah selama bertahun-tahun selalu berhasil mengalahkan pesaing di medan pertempuran.
Banyak negara mengembangkan senjata tepat sasarn, rudal jarak jauh dan sistem lain untuk mengatasi kehebatan AS.
Tiongkok, Iran dan negara-negara lain mengembangkan rudal anti kapal yang akurat untuk memaksa Angkatan Laut AS berlayar jauh dari wilayah laut mereka.
Senjata laser Angkatan Laut AS ini mengangkat harapan akan pengembangan senjata sejenis yang lebih kuat, 100-150 kilowat, yang bisa mengirim hentakan energi untuk menghancurkan rudal bernilai jutaan dolar dengan biaya US$1, sehingga militer AS memiliki kemampuan asimetris dalam menghadapi ancaman senjata anti-kapal perang.
Meski senjata laser yang ada di atas Kapal Ponce belum digunakan dalam perang sebenarnya, senjata ini telah diuji coba melawan berbagai sasaran yang diperkirakan akan menjadi musuh di masa depan.
"Semua sudah berhasil. Sebenarnya, tembakan kami tidak penah luput," kata Klunder. "Jika kami harus mempertahankan kapal itu hari ini, kami akan bisa menghancurkan ancaman itu."
Credit CNN Indonesia