YERUSALEM
- Polisi Israel dilaporkan menangkap Sheikh Abdel-Azeem Salhab, seorang
ulama senior di Yerusalem. Penangkapan ini terjadi setelah dua hari
setelah Salhab membuka kembali sebuah masjid yang disegel oleh Israel
selama pemberontakan Palestina pada tahun 2003.
Salhab, yang duduk di dewan agama yang ditunjuk oleh Yordania untuk mengawasi situs-situs Islam di kompleks al-Aqsa, secara pribadi membuka kembali gerbang yang menuju ke masjid Bab al-Rahmeh pada Jumat lalu.
Juru bicara kepolisian Micky Rosenfeld, seperti dilansir Reuters pada Senin (25/2), mengatakan bahwa Salhab dan orang lain ditangkap pada Minggu pagi karena melanggar perintah, dan mereka ditahan untuk diinterogasi.
Salhab, yang duduk di dewan agama yang ditunjuk oleh Yordania untuk mengawasi situs-situs Islam di kompleks al-Aqsa, secara pribadi membuka kembali gerbang yang menuju ke masjid Bab al-Rahmeh pada Jumat lalu.
Juru bicara kepolisian Micky Rosenfeld, seperti dilansir Reuters pada Senin (25/2), mengatakan bahwa Salhab dan orang lain ditangkap pada Minggu pagi karena melanggar perintah, dan mereka ditahan untuk diinterogasi.
Sementara
itu, Pengacara Salhab mengatakan bahwa polisi Israel telah melarangnya
mengakses kompleks al-Aqsa selama tujuh hari. Namun, tidak ada komentar
langsung dari polisi Israel tentang apakah mereka telah mengeluarkan
perintah seperti itu.
Masjid Bab al-Rahmeh yang dibuka Salhab terletak di sisi timur kompleks, yang dihormati oleh orang-orang Yahudi sebagai situs kuil kuno Yahudi.
Seketaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat kemudian dalam sebuah pernyataan melemparkan kecaman keras atas penangkapan Salhab. Erekat mendesak polisi Israel untuk melepas Salhab.
Masjid Bab al-Rahmeh yang dibuka Salhab terletak di sisi timur kompleks, yang dihormati oleh orang-orang Yahudi sebagai situs kuil kuno Yahudi.
Seketaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat kemudian dalam sebuah pernyataan melemparkan kecaman keras atas penangkapan Salhab. Erekat mendesak polisi Israel untuk melepas Salhab.
Kecaman
juga disampaikan oleh Menteri Yordania yang bertanggung jawab atas
Wakaf dan urusan Islam, Abdul Nasser Moussa Abu al-Basal. "Ini adalah
eskalasi yang tidak dapat diterima dan berbahaya yang berdampak pada
peran Yordania sebagai pengurus situs suci Yerusalem," ucapnya.
Credit sindonews.com