TEHERAN
- Sebuah pangkalan paramiliter Iran ditembaki kelompok bersenjata saat
perayaan 40 tahun Revolusi Islam 1979 berlangsung, Sabtu (2/2/2019).
Satu anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) tewas dan lima lainnya
terluka.
"Pangkalan Basij di Nik Shahr berada di bawah tembakan pagi ini dan beberapa dari personel komunikasi Garda Revolusi yang berjaga di pangkalan itu diserang," kata Mohammad Hadi Marashi, wakil gubernur provinsi setempat untuk urusan keamanan, kepada berita IRNA.
"Lima personel Garda terluka dan satu martir," ujar Marashi. Namun, dia mengklaim acara perayaan 40 tahun Revolusi Islam berjalan dengan damai.
"Pangkalan Basij di Nik Shahr berada di bawah tembakan pagi ini dan beberapa dari personel komunikasi Garda Revolusi yang berjaga di pangkalan itu diserang," kata Mohammad Hadi Marashi, wakil gubernur provinsi setempat untuk urusan keamanan, kepada berita IRNA.
"Lima personel Garda terluka dan satu martir," ujar Marashi. Namun, dia mengklaim acara perayaan 40 tahun Revolusi Islam berjalan dengan damai.
Kantor berita Tasnim melaporkan Jaish al-Adl, sebuah kelompok militan Sunni, telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Pada hari Selasa, Jaish al-Adl juga mengklaim bertanggung jawab atas dua pemboman yang melukai tiga petugas polisi di depan kantor polisi di kota Zahedan, ibu kota provinsi Sistan-Baluchestan.
Iran memulai perayaan Revolusi Islam 1979 pada hari Jumat. Perayaan selama sepuluh hari itu untuk menandai penggulingan Shah Mohammad Reza Pahlavi, seorang raja sekuler yang bersekutu dengan Barat.
Revolusi itu menjadi awal permusuhan antara Iran dan Amerika Serikat. Sampai saat ini, kedua negara tidak menjalin hubungan diplomatik dan gencar menyuarakan permusuhan.
Pada hari Selasa, Jaish al-Adl juga mengklaim bertanggung jawab atas dua pemboman yang melukai tiga petugas polisi di depan kantor polisi di kota Zahedan, ibu kota provinsi Sistan-Baluchestan.
Iran memulai perayaan Revolusi Islam 1979 pada hari Jumat. Perayaan selama sepuluh hari itu untuk menandai penggulingan Shah Mohammad Reza Pahlavi, seorang raja sekuler yang bersekutu dengan Barat.
Revolusi itu menjadi awal permusuhan antara Iran dan Amerika Serikat. Sampai saat ini, kedua negara tidak menjalin hubungan diplomatik dan gencar menyuarakan permusuhan.
Presiden
Amerika Serikat Donald Trump pada tahun lalu menarik Washington keluar
dari perjanjian internasional di mana Iran mengekang program nuklirnya
dengan imbalan pencabutan sanksi. Setelah keluar dari perjanjian itu, AS
memberlakukan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran yang sebelumnya telah
dicabut.
Sanksi Washington itu telah menyebabkan jatuhnya nilai mata uang Iran, memicu inflasi yang merajalela dan menambah keraguan investor untuk melakukan bisnis di sana.
Sanksi Washington itu telah menyebabkan jatuhnya nilai mata uang Iran, memicu inflasi yang merajalela dan menambah keraguan investor untuk melakukan bisnis di sana.
Credit sindonews.com