Seorang perempuan berjalan melewati spanduk untuk pemilihan lokal yang akan datang di Ankara, Turki, Rabu (27/3/2019). Spanduk dengan foto Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Devlet Bahceli, pemimpin Partai Pergerakan Nasional (MHP) bertuliskan: "Aliansi Rakyat: kesatuan akal sehat". ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas/cfo
Ankara (CB) - Rakyat Turki, Minggu, memberikan suara dalam
pemilihan-pemilihan lokal yang dilukiskan oleh Presiden Tayyip Erdogan
sebagai soal hidup dan mati Turki namun telah dirusak oleh kekerasan
yang menyebabkan orang anggota partai tewas di bagian tenggara negara
itu.
Erdogan yang telah mendominasi politik Turki selama lebih 16 tahun berkat sebagian karena pertumbuhan ekonomi yang kuat, menjadi pemimpin yang paling populer dan juga tegas dalam sejarah modern negara itu.
Namun, ia bisa mengalami pukulan dengan jajak pendapat yang mengindikasikan Partai AK (AKP) yang berkuasa berpotensi kehilangan kendali di Ankara, ibu kota Turki dan bahkan di Istanbul, kota terbesar di negara itu.
Dengan ekonomi yang mengalami kontraksi setelah krisis keuangan tahun lalu -- nilai mata uang lira merosot lebih 30 persen, sebagian pemilih tampak siap menghukum Erdogan, yang sudah memerintah dengan sikap tanpa kompromi.
"Saya sebenarnya tak akan pergi memberi suara hari ini, tapi ketika saya melihat mereka (AKP) goyah, saya pikir ini saatnya untuk mendaratkan pukulan. Orang-orang tak senang. Orang-orang berjuang," kata Hakan, 47 tahun, setelah memberikan suara di Ankara.
Pemungutan suara mulai pukul 7 waktu setempat di bagian timur Turki, dan sejam kemudian di bagian lain negara itu. Tempat-tempat pemungutan suara tutup pukul 16 waktu setempat di bagian timur dan pukul 17 di bagaian barat.
Lebih 57 juta orang berhak memberikan suara. Pemenang dalam pemilihan itu diperkirakan akan diketahui pada tengah malam.
Erdogan yang telah mendominasi politik Turki selama lebih 16 tahun berkat sebagian karena pertumbuhan ekonomi yang kuat, menjadi pemimpin yang paling populer dan juga tegas dalam sejarah modern negara itu.
Namun, ia bisa mengalami pukulan dengan jajak pendapat yang mengindikasikan Partai AK (AKP) yang berkuasa berpotensi kehilangan kendali di Ankara, ibu kota Turki dan bahkan di Istanbul, kota terbesar di negara itu.
Dengan ekonomi yang mengalami kontraksi setelah krisis keuangan tahun lalu -- nilai mata uang lira merosot lebih 30 persen, sebagian pemilih tampak siap menghukum Erdogan, yang sudah memerintah dengan sikap tanpa kompromi.
"Saya sebenarnya tak akan pergi memberi suara hari ini, tapi ketika saya melihat mereka (AKP) goyah, saya pikir ini saatnya untuk mendaratkan pukulan. Orang-orang tak senang. Orang-orang berjuang," kata Hakan, 47 tahun, setelah memberikan suara di Ankara.
Pemungutan suara mulai pukul 7 waktu setempat di bagian timur Turki, dan sejam kemudian di bagian lain negara itu. Tempat-tempat pemungutan suara tutup pukul 16 waktu setempat di bagian timur dan pukul 17 di bagaian barat.
Lebih 57 juta orang berhak memberikan suara. Pemenang dalam pemilihan itu diperkirakan akan diketahui pada tengah malam.
Credit antaranews.com